Baterai mempunyai peran penting dalam perkembangan kebutuhan energi.Performa baterai yang baik akan mendukung perangkat yang ditunjangnya. Karena energi yang dapat disimpan baterai jumlahnya terbatas, maka baterai akan mengalami siklus charge dan discharge. Proses charge dan discharge yang tidak tepat dapat menyebabkan performa baterai menurun. Oleh karena itu manajemen baterai diperlukan agar performa baterai dapat mencapai maksimal. Salah satu aspek manajemen baterai adalah pemantauan State of Charge (SOC) yang merukapan parameter energi yang tersisa pada baterai. Salah satu metode untuk mengestimasi SOC adalah perhitungan Coulomb (Coulomb Counting) yaitu dengan menghitung dan membandingkan muatan yang keluar-masuk baterai.
Dengan mengukur tegangan dan arus secara periodik saat baterai beroperasi, SOC baterai dapat diestimasi. Dengan sensor arus, sensor tegangan dan modul mikrokontroler, tegangan dan arus dari baterai dapat diketahui secara periodik untuk kemudian diolah menjadi SOC. Pada saat discharge, SOC baterai diestimasi dengan memperhitungkan efek Peukert. Pada saat charge, SOC diestimasi dengan memperhitungkan efisiensi charge serta kekosongan energi yang ada pada baterai.
Dari hasil datasheet dan hasil pengujian baterai VRLA Panasonic LC-V127R2NA-1 yang digunakan secara standby/trickle didapat bahwa pengaruh efek Peukert pada baterai mengikuti persamaan Ip=1,159I1,141. Dan dari hasil percobaan pada baterai yang sama didapat bahwa sekitar 92,13% energi disimpan oleh baterai, dari total energi yang disalurkan oleh charger. Dari hasil pengujian alat, didapat error yang dihasilkan dari algoritma sebesar kurang dari 1,38% untuk 4 kali siklus discharge dan charge.