digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan logistik di Indonesia terus menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Indeks kinerja logistik Indonesia saat ini berada di posisi 63 dunia, bahkan jauh berada dibawah negara-negara tetangga ASEAN seperti Singapura (5), Malaysia (32) dan Thailand (45). Pembenahan kinerja di sektor logistik menjadi salah satu program pemerintahan Presiden Joko Widodo yang tercantum dalam Nawa Cita. Sebagai bentuk pelaksanaan Nawa Cita, pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi yang mencakup fasilitas/insentif dari pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan-tujuan Nawa Cita. Salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan kinerja Indonesia di sektor logistik diwujudkan melalui penerbitan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II pada September 2015 yang menyebutkan pemberian insentif melalui PP Pembentukan Pusat Logistik Berikat. Fasilitas Pusat Logistik Berikat diharapkan menjadi solusi dari beberapa permasalahan logistik seperti dwelling time, ketergantungan penimbunan barang di Singapura yang akan digunakan di Indonesia, dll. Hampir bersamaan dengan penerbitan insentif Pusat Logistik Berikat oleh pemerintah, terjadi penurunan harga minyak dunia secara signifikan dalam periode waktu Juni 2014 sampai dengan Januari 2015 yang sebelumnya berada di kisaran $115/barrel menjadi kisaran dibawah $50/barrel. Hal ini menyebabkan industri perminyakan dunia mengalami dampak negatif. Perusahaan-perusahaan minyak di seluruh dunia (termasuk di Indonesia) mengalami krisis atas jatuhnya harga minyak ini. Untuk mempertahankan kelangsungan bisnis di tengah rendahnya harga minyak dunia, perusahaan-perusahaan minyak harus melakukan efisiensi secara total dalam hal biaya operasional mereka. Berdasarkan kedua dinamika yang dijelasakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menjawab tantangan kelangsungan bisnis perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia dengan melakukan efisiensi biaya operasional, yang salah satunya mengefisiensikan biaya logistik. Penelitian ini akan menjawab kebutuhan efisiensi biaya operasional migas terutama dari biaya logistik dengan pemanfaatan konsep Pusat Logistik Berikat. Penulis akan membedah fasilitas Pusat Logistik Berikat dan menganalisa apakah fasilitas ini dapat digunakan untuk memberikan efisiensi ke proses logisitik migas. Sehingga, pada akhirnya, efisiensi cost recovery akan berhasil ditingkatkan. 1 Penulis mengambil contoh pengaplikasian Pusat Logistik Berikat untuk perusahaan migas dengan mengambil salah satu perusahaan migas yang sudah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 40 tahun dan merupakan salah satu perusahaan migas terbesar di dunia.