digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah irigasi Cirasea merupakan jaringan irigasi teknis yang berada di Kabupaten Bandung melayani areal seluas 2470 Ha.Kondisi Daerah Irigasi Cirasea seringkali mengalami kekurangan air. Pola tanam yang diterapkan pada Perencanaan Balai Wilayah Sungai PSDA Jawa Barat Tahun 2014/2015 yaitu padi/Padi-Palawidja/palawija/Palawidja dengan awal tanam Oktober I, namun karena kekurangan air realisasi tanam pada tahun 2014/2015 tidak sama dengan pola tanam yang direncanakan. Untuk memenuhi kebutuhan air di Daerah Irigasi Cirasea, dilakukan optimasi dengan mengoptimalkan ketersediaan air yang ada yang berasal dari satu-satunya sumber air yakni Bendung Cirasea .Optimasi bertujuan agar dapat menyusunpolatanam yang tepat serta meningkatkan keuntungan hasil pertanian yang maksimal. Dalam memanfaatkan sumber air itu. Metode yang dilakukan dalam melakukan optimasi yaitu dengan menggunakan program linier melalui model matematis yang diselesaikan dengan metode simpleks. Skenario optimasi pola tanam terdiri dari 3 (tiga) scenario yaitu : (1) Penanaman dimulai Pada Bulan Oktober I dan (2) Penanaman dimulai pada Bulan November I. setra (3) dengan metode Konvensional dimulai pada Bulan Oktober. Pada setiap scenario linear disimulasikan dengan 3 (Tiga) alternatif, Alternatif pertama apabila padi dan palawija di tanam selama satu tahun, Alternatif kedua apabila hanya padi yang ditanam di MT1 dan padi serta palawija di tanam di MT2 dan 3 dan Alternatif ketiga adalah apabila sepanjang tahunhanya di Tanami Padi. Berdasarkan luas tanam terbesar hasil optimasi diperoleh pada Skenario 2, alternatif 3, awal tanam November I sebesar 142%. Dengan pola tanam hasil optimasi pada skenario III, Keuntungan yang terbesar dicapai terdapat pada Skenario 2 alternatif 3 sebesar Rp 85.641.567.132,00. sedangkan keuntungan terendah pada alternatif 1 sebesar Rp. 76.780.944.253,00. Pada skenario 2 alternatif 3, keuntungan yang terbesar dalam satu tahun diperoleh dari jenis tanaman Padi yaitu Rp 65.534.009.781,00. Sehingga pilihan terbaik pada operasi Linear Simplex jatuh kepada Skenario 2 Alternatif 3. Namun apabila dibandingkan dengan Metode Konvensional maka Metode Konvensional Jauh Lebih unggul dengan Net Bennefit sebesar Rp. 188.480.551.500,00.