digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi campuran beraspal hangat secara umum bertujuan untuk peningkatan efisiensi penggunaan energi dengan cara menurunkan temperatur pencampuran dan pemadatan tanpa menurunkan kualitas akhir dari campuran beraspal tersebut. Di Indonesia penelitian campuran beraspal hangat digunakan dengan menambahkan berbagai produk bahan tambah, diantaranya adalah dengan zeolit alam dan Leadcap. Pada perkembangan terakhir telah dilakukan kerjasama antara Puslitbang Jalan dan Jembatan (Indonesia) dan Korean Institute Construction Technology (Korea Selatan) dalam mengembangkan aspal sebagai material campuran hangat untuk volume lalu lintas berat dengan nama Econuska. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja laboratorium dari campuran beraspal hangat menggunakan aspal modifikasi Econuska. Tahap awal pengujian dilakukan terhadap aspal Econuska melalui uji DSR dan sebagai pembanding digunakan aspal pen 60/70 serta aspal polimer Starbit. Uji DSR dilakukan untuk mengetahui rheologi, temperatur kritis dan kelas kinerja dari aspal. Temperatur pencampuran dan pemadatan campuran beraspal Econuska dilakukan pada temperatur 141 °C dan 126 °C dimana lebih rendah 11,3% dibandingkan aspal Pen 60/70 serta lebih rendah 24,1% dibandingkan aspal Starbit. Selanjutnya kinerja campuran beraspal diperoleh melalui pengujian Marshall, Stabilitas Rendaman, Stabilitas Dinamis, dan Modulus Dinamis. Pengujian Modulus Dinamis dapat digunakan untuk membangun kurva master suatu campuran beraspal. Kurva master dapat memperlihatkan hubungan antara modulus kekakuan campuran beraspal dengan penentuan frekuensi pada variasi temperatur yang berbeda, sehingga sifat-sifat viskoelastis dari campuran beraspal dapat diprediksi. Dibandingkan aspal Pen 60/70, aspal Econuska mampu meningkatkan ketahanan terhadap fatigue dan ketahanan terhadap alur. Selain itu, aspal Econuska memiliki nilai Modulus Dinamis yang lebih tinggi pada temperatur rendah dan temperatur sedang dibandingkan dengan aspal Starbit dan Pen 60/70.