digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota Kreatif merupakan suatu konsep pengembangan kota yang tengah berkembang. Konsep kota kreatif merupakan respon terhadap permasalahan atau krisis urban yang dihadapi oleh beberapa kota di dunia saat terjadi transisi dalam menghadapi globalisasi ekonomi. Ideologi dari konsep kota kreatif adalah memperbaiki lingkungan kota dan menciptakan atmosfir kota yang inspiratif. Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia harus memenuhi kriteria yang harus dipenuhi kota kreatif, yang salah satunya berupa pengembangan creative milieu atau lingkungan kreatif. Lingkungan kreatif erat hubungannya dengan klaster kreatif. Lingkungan kreatif ini dapat dijadikan baik sebagai produk maupun bahan pembentuk klaster kreatif. Kota Bandung sendiri memiliki satu kawasan yaitu Kawasan Dago yang merupakan kawasan yang memenuhi kriteria sebagai klaster kreatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan strategi pengembangan Klaster Kreatif Dago dengan menggunakan konsep lingkungan kreatif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara serta observasi dan analisis data menggunakan metode analisis isi dan analisis SWOT. Dalam penelitian ini, dilakukan identifikasi terhadap strategi pengembangan normatif klaster kreatif berdasarkan tinjauan literatur, persepsi dan preferensi dari pemerintah dan komunitas kreatif terkait pengembangan klaster kreatif, dan potensi serta persoalan di dalam dan di luar Klaster Kreatif Dago, yaitu Kota Bandung. Perumusan strategi pengembangan normatif didasarkan kepada konsep lingkungan kreatif oleh Landry (2000) yang mengutamakan dua komponen utama yaitu hard infrastructure dan soft infrastructure. Komponen-komponen ini dijadikan sebagai parameter dan indikator serta tolak ukur untuk mengidentifikasi potensi dan persoalan Klaster Kreatif Dago serta persepsi dan preferensi dari pihak terkait pengembangan klaster kreatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa Klaster Kreatif Dago memiliki potensi untuk dikembangkan dan memiliki persoalan untuk diselesaikan. Selain itu, persepsi dan preferensi dari pihak terkait yaitu pemerintah dan komunitas terhadap pengembagngan klaster kreatif berbeda-beda. Hasil dari analisis ini dikelompokkan menjadi faktor yang menjadi faktor internal dan faktor eksternal kawasan untuk dilakukan analisis SWOT dengan menyilangkan hasil dari kedua faktor. Dari hasil analisis SWOT, dihasilkan beberapa strategi yang dikelompokkan menjadi lima strategi dengan strategi utama yaitu core strategy (strategi inti). Strategi inti yang dihasilkan di antara lain adalah membentuk dan mengembangkan simpul kreatif berupa kawasan sebagai simbol dan pusat suatu kawasan dari segi fisik dan non-fisik, membuat materplan klaster kreatif dago dan menyelenggarakan kegiatan (kebudayaan, workshop, pelatihan dll) secara rutin untuk masyarakat dan komunitas kreatif dengan dukungan dari pemerintah.