digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu kegunaan dari peta adalah untuk penetapan batas lahan. Penetapan batas lahan pada keperluan tertentu memerlukan informasi ketinggian sebagai acuan, selain data planimetris. Sebagai contoh, ketika terjadi pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan dam atau bendungan. Penelitian ini bertujuan memperoleh data foto udara dan kedalaman sungai, yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu dalam penentuan batas wilayah yang dikuasai pengelola Bendungan Panglima Besar Soedirman dan warga. Penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu perencanaan pengambilan data, proses pengambilan data, dan pengolahan data. Perencanaan pengambilan data terdiri dari perencanaan survei fotogrametri, perencanaan titik kontrol tanah, dan perencanaan survei batimetri. Tahap akuisisi data adalah impelementasi hal-hal yang sudah direncanakan. Pengolahan data fotogrametri menghasilkan ortofoto dan Digital Elevation Model (DEM), sedangkan pengolahan data batimetri menghasilkan DEM informasi kedalaman. Data DEM hasil pengolahan data kemudian diintegrasikan dengan menyamakan sistem tingginya untuk mendapatkan informasi batas wilayah berdasarkan data kedalaman. Hasil integrasi data DEM divisualisasikan dan dihasilkan dalam bentuk tiga dimensi (3D) yaitu Triangulated Irregular Network (TIN). Unconstrained Delaunay TIN yang dihasilkan pada awal pembentukan kemudian direstrukturisasi menjadi Constrained Delaunay TIN. Constrained Delaunay TIN memiliki kelebihan yaitu TIN yang dihasilkan memperhitungkan batas persil yang ada sebagai batas, sehingga TIN yang terbentuk tidak menyebrangi garis batas yang ada. Namun, kontur yang diperoleh dari Constrained Delaunay TIN menjadi kurang merepresentasikan ketinggian tanah pada batas tersebut.