digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemisahan alumina dan red mud dari bauksit menggunakan proses Bayer yang ditemukan oleh Karl Bayer (1888). Proses ini menghasilkan residu bauksit yang dikenal sebagai lumpur merah (red mud) yang mengandung unsur-unsur seperti besi, silika, titanium, dan unsur pengotor lainnya. Pengolahan residu bauksit merupakan salah satu aspek kegiatan pertambangan yang menimbulkan dampak lingkungan sangat penting. Untuk itulah studi pengolahan dari red mud bauksit perlu diteliti lebih lanjut dan red mud dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan untuk mendapatkan konsentrat mineral besi dari red mud bauksit serta meningkatkan kadarnya dengan cara klasifikasi ukuran menggunakan hidrosiklon Krebs diameter 1 inci. Pada operasi pemisahan dengan menggunakan hidrosiklon, mineral besi yang berukuran kasar akan terbawa bersama limpahan bawah (underflow) sedangkan mineral yang berukuran halus terbawa sebagai limpahan atas (overflow). Parameter-parameter yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah persen solid dan tekanan yang dikombinasikan untuk mendapatkan variasi yang optimal untuk memisahkan mineral besi dari red mud bauksit. Konsentrat yang diperoleh dari hasil percobaan kemudian di analisis kimia untuk mengetahui kadar serta dilakukan perhitungan perolehan mineral besinya. Setelah itu, data berupa kadar dan perolehan dialirkan ke dalam grafik terhadap tiap variabel percobaan dan kemudian dilihat pengaruh variabel tersebut terhadap kadar dan perolehannya. Hasil percobaan menggunakan alat hidrosiklon menunjukkan bahwa kadar mineral besi tertinggi diperoleh sebesar 44.3% pada 5% solid dan tekanan 1 bar sedangkan perolehannya diperoleh 44.14% pada 5% solid dan pada tekanan 4 bar dengan menggunakan ukuran –35 mesh. Selanjutnya dilakukan analisis mineralogi untuk melihat komposisi perubahan mineralogi terutama pada konsentrat yang memberikan kadar mineral besi tertinggi dan terendah.