Pengurangan efek samping pada pengobatan kanker tulang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik multi terapi. Teknik multi terapi merupakan metoda penggabungan operasi cangkok tulang, terapi hipertermia, dan obat kemoterapi alami. Ketiga teknik terapi mempunyai kekurangan, yang dapat dilengkapi dengan memanfaatkan partikel nano magnetik terenkapsulasi scaffold sebagai pembawa obat kanker sekaligus sebagai penyangga dalam proses penyusunan jaringan tulang yang baru. Dalam penelitian tugas akhir ini, partikel nano magnetik terenkapsulasi scaffold telah dibuat dengan metoda ko-presipitasi dan freeze drying. Partikel nano supermagnetik dari oksida besi (SPION) yang disintesis menggunakan Ca(NO3)2, Al(NO3)3, FeCl3, kitosan, dan tepung kanji. Presipitat dikalsinasi pada tempertur
750oC selama 2 jam. Hasil kalsinasi, sampel di gerus hingga bentuk serbuk sebagai bahan inti enkapsulan. Proses enkapsulasi dilakukan dengan cara mencampur serbuk magnetik nano dengan alginate, kitosan, karbonat apatit dan mangosteen tanpa variasi komposisi. Campuran yang homogen dimasukkan ke dalam freeze dryer untuk menarik fluida yang terjebak dalam campuran sedemikian sehingga terbentuk suatu padatan yang berpori. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan mikroskop optik, Scanning Electron Microscopy (SEM), Vibrating Sample Magnetometer (VSM), Fourier Transform Infrared (FTIR), dan X-ray Difrraction (XRD). Hasil partikel nano magnetik yang disintesis berdiameter partikel 1-10 nm,
bersifat superparamagnetik dengan magnetisasi saturasi sebesar 85 emu/gram. Nilai ini telah memenuhi ukuran standar komersial partikel nano magnetik untuk terapi hipertermia. Proses freeze drying tidak menghilangkan aktifitas magnetik ditunjukkan masih adanya daya tarik terhadap medan magnet permanen. Analisis gugus ikatan menunjukkan bahwa mangosteen sebagai senyawa aktif anti kanker masih berada dalam scaffold. Distribusi pori tersebar merata pada scaffold dengan diameter pori bervariasi 100-300 μm, dan telah memenuhi standar ukuran pori tulang.