digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Naya merupakan salah satu lapangan minyak di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Lapangan ini terdiri dari tujuh zona utama dan penelitian dilakukan pada salah satu interval dari keempat zona utama yaitu I, G, F, dan E yang merupakan bagian dari Kelompok Balikpapan. Pada keempat interval tersebut diidentifikasi bahwa nilai produksi masih belum optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan redefinisi kondisi geologi dari batuan reservoir pada interval tersebut berupa penentuan fasies sedimentasi, lingkungan pengendapan, pemetaan distribusi reservoir dari suatu interval stratigrafi yang diwakili oleh data batuan inti dari empat sumur dan 41 log sumur, dan pemetaan penyebaran kualitas reservoir berupa volume serpih (volume of shale) dan porositas efektif agar dapat memberikan panduan bagi tahap pengembangan selanjutnya. Analisis batuan inti menunjukkan bahwa litofasies penyusun di keempat zona penelitian adalah: sepuluh litofasies batupasir yaitu Spa, Scc, St, Sp, Stc, Sfp, Scr, Swb, Sf, dan Ssc; enam litofasies batulempung-batulanau yaitu M, Ml, Mlb, Mb, Flp, dan Fb; dan dua litofasies batubara C dan Cs. Dari analisis batuan inti, elektrofasies, korelasi, dan pemetaan distribusi batupasir interval, daerah penelitian berada pada lingkungan pengendapan delta. Fasies sedimentasi yang berkembang adalah distributary channel, distributary mouth bar, interdistributary-plain, delta front mud, dan prodelta mud dengan arah pengendapan SW-NE. Hasil analisis petrofisik pada distributary channel reservoir I, G, F, dan E secara berturut–turut memiliki nilai rata-rata porositas efektif 0,16; 0,16; 0,17; dan 0,17 serta nilai rata-rata volume serpih 0,16; 0,19; 0,18; dan 0,2. Sementara itu, hasil analisis petrofisik pada distributary mouth bar pada reservoir I, F, dan E secara berturut-turut menunjukkan nilai rata-rata porositas efektif 0,07; 0,08; dan 0,08 serta nilai rata-rata volume serpih 0,24; 0,28; dan 0,29. Oleh karena itu, analisis penyebaran kualitas reservoir dari setiap zona penelitian menunjukkan bahwa batupasir yang diendapkan pada distributary channel memiliki kualitas reservoir yang lebih baik dibandingkan dengan batupasir yang diendapkan pada distributary mouth bar.