digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengintegrasian jadwal produksi pemanufaktur dan pemasok melibatkan komitmen yang berbentuk kebijakan pembelian dan penjadwalan. Kebijakan pembelian merupakan kesepakatan pembelian komponen kepada pemasok untuk beberapa periode ke depan sesuai dengan interval jadwal produksi yang dibekukan (frozen interval), sedangkan kebijakan penjadwalan terkait dengan interval revisi jadwal (replanning interval). Semakin panjang periode jadwal yang dibekukan maka semakin besar tingkat kepastian pemesanan material bagi pemasok, tetapi pemanufaktur harus menyediakan sejumlah persediaan pengaman (safety stock). Revisi jadwal yang sering menyebabkan pemanufaktur lebih responsif terhadap perubahan permintaan, tetapi membutuhkan tingkat fleksibilitas yang lebih dalam rantai pasok karena tingkat pemakaian material berubah, sedangkan revisi jadwal yang jarang akan mendorong kestabilan jadwal produksi, tetapi menyebabkan pemanufaktur tidak responsif terhadap perubahan permintaan. Penelitian ini difokuskan pada integrasi rantai pasok dengan berbagi jadwal produksi yang memiliki unsur stabilitas sekaligus cukup akomodatif terhadap dinamika dan ketidakpastian sistem. Model berupaya untuk mengoptimalkan interval pembekuan jadwal, interval revisi jadwal, dan safety factor untuk meminimasi total biaya sistem yang terkait dengan penyesuaian laju produksi, safety stock, biaya perubahan jadwal, dan shortage. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki performansi yang lebih baik dari model dasar sebesar 6,59% karena mempertimbangkan shortage dalam menentukan jumlah safety stock