Peristiwa penurunan muka tanah banyak terjadi di berbagai area di kota-kota besar di Indonesia, termasuk kawasan Pantai Mutiara, dimana kawasan tersebut merupakan area reklamasi di bagian utara Jakarta. Untuk mengamati fenomena ini, salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan adalah Terrestrial Laser Scanner (TLS), dimana teknologi ini masih jarang digunakan dalam pengamatan penurunan muka tanah di suatu area. Laser Scanner dapat digunakan sebagai metode pemetaan topografi untuk memantau besarnya penurunan muka tanah tersebut. Dengan memodelkan objek yang sama dengan kala berbeda, perubahan yang terjadi pada objek dapat direkam dan dihitung untuk keperluan penelitian. Model tiga dimensi (3D) pada penelitian ini didapat dari pengambilan data dua kala pengukuran, yaitu pada bulan Oktober 2011 dan Februari 2013. Setelah dilakukan pengolahan data serta analisis, hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah model kawasan Pantai Mutiara dan besar nilai penurunan muka tanahnya di berbagai area. Didapatkan penurunan muka tanah dalam interval waktu 17 bulan di kawasan Pantai Mutiara rata-rata sebesar 16,7 cm, sehingga memiliki laju penurunan 11,8 cm/tahun. Hasil ini juga menunjukkan bahwa teknologi Laser Scanner dengan dua kala pengukuran dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk pemantauan fenomena deformasi, termasuk penurunan muka tanah secara lebih detail. Namun masih terdapat beberapa galat dari pengukuran dengan TLS akibat di beberapa sektor terdapat area vegetasi yang menyebakan permukaan objek pengamatan menjadi tidak teratur.