Kawasan Pantai Mutiara merupakan perumahan hasil reklamasi di wilayah pesisir Jakarta Utara yang tidak terlepas dari fenomena penurunan muka tanah. Salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena ini diduga karena tanah hasil reklamasi tidak mampu menahan beban bangunan serta infrastruktur yang dibangun pada kawasan tersebut. Penurunan muka tanah yang terjadi mengakibatkan kawasan tersebut terletak dibawah muka air laut sehingga air laut dapat menggenangi wilayah tersebut yang dikenal dengan banjir rob. Penurunan muka tanah serta banjir rob memberikan dampak negatif seperti menimbulkan kerusakan bangunan serta tanah sehingga mengakibatkan kerugian aset yang cukup parah. Kerugian aset tersebut perlu diestimasi untuk membantu meminimalkan kerugian. Salah satu metode untuk membantu menghitung potensi kerugian akibat dampak penurunan muka tanah dan banjir rob adalah dengan menggunakan metode Terrestrial Laser Scanner (TLS).
Pemanfaatan TLS digunakan untuk memodelkan kawasan pantai mutiara secara tiga dimensi. Tahap pengolahan data TLS untuk mendapatkan model 3D meliputi tahap registrasi, georeferencing, filtering, meshing, digitasi kerangka bangunan dan tanah, serta pembentukan bidang bangunan dan tanah. Potensi kerugian aset akibat penurunan muka tanah dan banjir rob dapat dihitung menggunakan informasi model 3D, data luas tanah dan bangunan, serta data harga tanah dan bangunan/m2 yang didapat berdasarkan harga NJOP dan harga pasar kawasan Pantai Mutiara. Hasil menunjukkan total potensi kerugian aset kawasan pantai mutiara bernilai 1,34 triliun rupiah dengan menggunakan harga NJOP dan 5,5 triliun rupiah dengan menggunakan harga pasar.