digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sand Management Facility (SMF) atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Slurry Fracture Injection (SFI) facility merupakan proses injeksi limbah pasir berminyak yang ramah lingkungan pada kegiatan eksplorasi dan produksi lapangan minyak Duri, PT Chevron Pacific Indonesia.Sejak berhasilnya SMF beroperasi selama dua tahun Uji Coba Skala Besar, SMF sudah merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses produksi dan eksplorasi minyak Duri dan tidak dapat dipisahkan lagi karena terhentinya operasi SMF akan mengakibatkan terhentinya produksi sehingga akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Saat ini Sand Management Facility dikelola dan dioperasikan oleh pihak ketiga. CPI hanya menyediakan infrastruktur berupa tangki, pit, serta perlengkapan pendukung lainnya, di mana untuk kelangsungannya berdasarkan ketentuan pengadaan secara periodik dibutuhkan suatu proses tender. Tender pertamanya pada tahun 2005 gagal yang disebabkan oleh ketergantungan yang tinggi pada proses ini, sehingga PT CPI memutuskan untuk mengambil alih operasi. Tetapi, setelah beberapa tahun usaha ini dilaksanakan terjadi kesulitan tenaga ahli yang dibutuhkan, sehingga proses pengambilalihan menjadi terkendala. Ditambah oleh tuntutan pemerintah untuk meningkatkan produksi, serta agar tetap fokus pada bisnis utamanya, maka pada tahun 2008 Management PT CPI akhirnya memutuskan untuk kembali melaksanakan operasi SMF dengan cara outsourcing. Masalahnya adalah skema outsourcing seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan operasi SMF dalam menunjang kegiatan eksplorasi dan produksi lapangan minyak Duri agar operasi SMF tidak terputus dan terjaminnya kelangsungan bisnis produksi.Conceptual Framework yang digunakan terdiri atas tiga hal, yaitu: (1) memetakan kondisi saat ini setelah dikeluarkannya keputusan VP HOOU pada bulan Mei 2008 untuk menggunakan strategi “Full Outsourcing”, (2) uraian tentang harapan kondisi di masa yang akan datang yaitu tersedianya jasa SMF yang memenuhi persyaratan KLH dan ketentuan BPMIGAS, dan (3) strategi pencapaian tujuan yang terdiri atas analisis keputusan strategi outsourcing jasa SMF dan rencana implementasinya. Di dalam analisis keputusan metodologi yang digunakan adalah berdasarkan tahapan CPDEP dari PT CPI dengan mengadopsi sistem SMART yang dikembangkan oleh Goodwin and Wright (2000) dengan pendekatan secara kualitatif.Hasil analisis keputusan menunjukkan bahwa solusi bisnis yang diusulkan adalah dengan memilih alternatif outsourcing jasa SMF dengan sistem “Double Contract Full Capacity.” Ada pun alasan pemilihan sistem tersebut demi terciptanya jaminan kelangsungan bisnis produksi lapangan minyak Duri. Dengan demikian benefit yang didapat dari sistem Double Contract Full Capacity adalah fleksibilitas serta reliabilitas yang tinggi demi tercapainya operational excelence yang merupakan filosofi dari kegiatan operasional CPI.Rencana Implementasinya adalah menggunakan dua kontrak terpisah pada fasilitas berbeda yang independen dan masa kontraknya berbeda, sehingga kontrak yang satu mempunyai kemapuan cadangan untuk mem‐backup di saat kontrak lainnya melakukan proses transisi dari kontraktor baru ke kontraktor lama. Perpanjangan kontrak sementara dari operator yang ada saat ini dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan operasi selama menunggu berjalannya dua kontrak di SMF berjalan.