Kota mempunyai sifat heterogen yang tercermin dari perbedaan kebutuhan masyarakatnya. Kebutuhan masyarakat kota tercermin dari lima komponen kota, yaitu wisma, karya, marga, suka, dan penyempurna. Rekreasi merupakan komponen suka dan penyempurna. Dengan begitu, keberadaan fasilitas dan pelayanan yang menunjang kegiatan rekreasi menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dan direncanakan dengan baik bagi seluruh elemen masyarakat. Rekreasi berfungsi mengembalikan maupun memulihkan fungsi jasmani dan rohani. Bagi anak-anak, kegiatan rekreasi identik dengan kegiatan bermain, sehingga manfaat yang didapatkan dari kegiatan rekreasi ini merupakan penggabungan dari kegiatan rekreasi dan bermain, dimana fungsi kegiatan bermain adalah untuk pengembangan diri anak. Karena itu, kegiatan ini merupakan kebutuhan bagi setiap orang, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Penduduk berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan-keterbatasan yang menghambat mereka untuk berkontribusi langsung dalam berekreasi, sehingga manfaat yang mereka dapatkan belum optimal. Masing-masing keterbatasan yang mereka miliki
ini memunculkan karakteristik kebutuhan yang berbeda beda dalam berekreasi. Agar penyediaan pelayanan dan fasilitas rekreasi dapat optimal, rencana penyediaan
pelayanan dan fasilitas rekreasi harus disesuaikan dengan target pasarnya. Dalam penelitian ini, target pasarnya adalah anak-anak yang mengenyam pendidikan SD di SLB-SLB yang ada di Kota Bandung. Dengan begitu, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pemanfaatan waktu luang ABK dalam berekreasi di luar lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik pemanfaatan waktu luang ABK sebagai dasar dalam pengembangan pelayanan dan fasilitas rekreasi di Kota Bandung.
Dalam menggambarkan pemanfaatan waktu luang ABK dalam berekreasi di luar lingkungannya metode yang digunakan adalah statistik deskriptif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner melalui metode wawancara terarah kepada orang tua/wali dan pendidik/ pengurus panti serta ABK yang mengenyam
pendidikan SD di SLB-SLB yang ada di Kota Bandung. Untuk menganalisis, menggunakan analisis distribusi dan analisis korelasi. Hasil studi menunjukkan bahwa kebutuhan rekreasi bukan hanya pada penduduk yang normal saja, tetapi ABK juga sangat membutuhkan kegiatan rekreasi. Kegiatan rekreasi bagi ABK membutuhkan rekreasi khusus yang diprogram bagi mereka guna perawatan, pengobatan, rehabilitasi, pengembangan diri, dan memperoleh kesenangan. Dari gambaran pola dan preferensi rekreasi ABK, terlihat bahwa ABK memiliki perbedaan dengan anak-anak normal. Dalam berekreasi, ABK membutuhkan fasilitas dan pelayanan yang khusus agar mereka mampu mengakses tempat maupun kegiatan di tempat
rekreasi. Saat ini penyediaan rekreasi bagi ABK belum banyak dipertimbangkan dalam penyediaan pelayanan dan fasilitas rekreasi di Kota Bandung. Padahal baik rekreasi maupun kegiatan bermain memiliki keuntungan yang sama-sama positif bagi ABK, terutama jika kegiatan rekreasinya merupakan rekreasi terapi. Karena itu, dalam
penyediaan pelayanan rekreasi untuk ABK, hendaknya dipersiapkan program yang matang, sehingga ABK bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut, dimana kegiatan itu dapat
untuk mengembangkan dirinya. Disisi lain, fasilitas rekreasi bagi rekreasi ABK hendaknya merupakan fasilitas yang dibuat dan disediakan khusus bagi mereka sesuai dengan jenis dan derajat kebutuhan khususnya.