digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketebalan lapisan ionosfer (τ) adalah parameter penting untuk mempelajari dinamika ionosfer. Ketebalan lapisan ionosfer sering ditentukan dengan teknik kombinasi antara Global Navigation Satellite System (GNSS) dengan ionosonda, namun penggunaan teknik ini tidak optimal karena sedikitnya stasiun ionosonda di Indonesia. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sebuah receiver GNSS dalam menentukan ketebalan lapisan ionosfer tanpa bantuan teknik lain, memvalidasi hasilnya dengan teknik kombinasi GNSS dengan ionosonda, dan mempelajari karakteristik fisisnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode baru yang merupakan pengembangan formula bebas geometri yang dinamakan Improved Geometric Free (IGF). Formula IGF ini kemudian diaplikasikan untuk menentukan ketebalan lapisan ionosfer tahun 2011 dan 2012 menggunakan data stasiun IGS (International GNSS Service) yang dikelola oleh BIG (Badan Informasi Geospasial). Hasil validasi diperoleh nilai korelasi antara dua metode pada tahun 2011 dan 2012 masing-masing 0,64 dan 0,60, serta RMS deviasi sebesar 155,51 km dan 210,19 km. Berdasarkan kategori korelasi, disimpulkan bahwa ketebalan lapisan ionosfer yang diperoleh dari data sebuah receiver GNSS sudah relevan digunakan untuk keperluan studi ketebalan lapisan ionosfer. Kemudian dengan menganalisis data ketebalan lapisan ionosfer tahun 2011 dan 2012 maka diperoleh karakteristik fisis harian, musiman, dan korelasi karakteristik fisis ketebalan lapisan ionosfer dengan sunspot number.