Sem C. Bangun. Tradisi Etnik Batak dalam Karya Seni Pupa Kontemporer
(2001). Proyek Akhir. Bandung: Program Studi Seni Murni Pascasarjana FSRD
Institut Teknologi Bandung.
Seni rupa tradisional Batak adala'.i warisan seni-budaya Indonesia yang tidak
mengenal perbedaan antara kria dan seni murni. Sedangkan seni rupa kontemporer
bersifat pluralistik dan konseptual, terbuka luas bagi semua kemungkinan kreatif
Dalam pembentukan visi kreatif dipergunakan metode deskriptif dan studi
tindakan untuk menghasilkan karya-karya seni rupa kontemporer. Dari hasil
pengkajian ditemukan adanya tiga prinsip estetika Batak, yakni; rumbang
(sepadan), metunggung (pantas), dan mehaga ( megah dan kharismatik).
Konsep visi kreatif yang ditemukan adalah visi independenisme, suatu konsep
kreativitas yang mengutamakan ungkapan seni yang bernilai filosofis, alegoris,
estetis, dengan penyajian teknik artistik baru. Visi ini merupakan kristalisasi dari
tiga komponen yakni, paradigma pluralisme seni, paradigma filsafat estetika
Batak, dan paradigma teknologi menjadi satu konsep terpadu.
Menghargai kebebasan dalam proses kreatif, kemerdekaan berekspresi, estetika
alternatif adalah basis utama visi kreatif independenisme. Satu konsep yang
memprioritaskan pemahaman ilmiah terhadap subject matter, sehingga melihat
masa lalu sebagai sumber ilham kreativitas dengan cara pandang dan rasa hormat
baru. Untuk itu digunakan metode eksperimen menyajikan wujud seni dalam
bentuk pilar silindris dalam menghasilkan karya-karya alternatif Karya seni rupa
kontemporer yang berakar dari nilai-nilai non fisik seni-budaya Batak.
Diharapkan kegiatan eksperimen ini bermakna bagi kemajuan seni rupa Indonesia
masa kini, dan memiliki kontribusi dalam menyongsong kemungkinan seni masa
depan.