digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada dunia industri masa kini, teknik perawatan yang banyak diaplikasikan pada mesin berputar adalah teknik perawatan prediktif berbasis sinyal getaran. Teknik perawatan prediktif ini dapat mendeteksi jenis kerusakan yang terjadi pada suatu mesin. Jenis kerusakan tersebut diidentifikasi melalui sinyal getaran yang dihasilkan, karena setiap kerusakan mempunyai karakteristik getaran yang unik. Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada mesin-mesin berputar adalah ketidaksesumbuan antara dua poros yang terhubung oleh kopling. Dalam praktek di lapangan, karakteristik getaran yang digunakan untuk mengidentifikasi ketidaksesumbuan sampai saat ini hanya merujuk pada statistik yang terjadi di lapangan. Karakteristik getaran yang dibangkitkan oleh kasus misalignment sangat kompleks untuk dijelaskan. Hal yang paling berpengaruh adalah jenis kopling yang digunakan. Perbedaan jenis kopling akan menghasilkan karakteristik sinyal yang berbeda pula. Penjelasan secara teoritik mekanisme pembangkitan getaran oleh misalignment belum banyak ditemukan. Pembahasan dalam tesis ini dibatasi pada kasus ketidaksesumbuan paralel pada sistem poros yang terhubung dengan kopling tetap. Pengamatan secara eksperimental dilakukan pada perangkat uji yang dibuat oleh Manurung [5]. Pengujian dilakukan pada beberapa harga offset yaitu 0 mm, 0.1 mm, 0.2 mm dan 0.3 mm. Offset diberikan pada arah horizontal dan vertikal. Harga frekuensi putar pada pengujian divariasikan. Variasi harga frekuensi putar yang digunakan adalah 10 Hz, 15 Hz, 20 Hz, 25 Hz dan 30 Hz. Jumlah baut yang digunakan untuk menghubungkan kopling juga divariasikan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua dan empat baut. Pengukuran respon getaran dilakukan pada bantalan dengan menggunakan accelerometer dan pada kopling dengan menggunakan LASER Doppler Vibrometer. Analisa secara teoritis dilakukan dengan menghitung ulang model yang dikembangkan oleh A. W. Lees. Pola peningkatan amplitudo getaran akibat parallel misalignment paling jelas terlihat pada amplitudo frekuensi 1xRPM. Hal ini ditemukan dalam pengujian dan pemodelan. Adanya parallel misalignment pada arah horizontal mempengaruhi respon getaran pada arah vertikal, dan sebaliknya, parallel misalignment pada arah vertikal juga mempengaruhi respon getaran pada arah horizontal.