digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sepeda motor merupakan bagian terbesar dari lalu lintas di kota Bandung, akan tetapi kelompok ini belum terlayani dengan baik oleh pengaturan lalu lintas yang ada. Akibatnya, sepeda motor sering kali terlibat konflik dengan kendaraan bermotor lainnya baik pada ruas-ruas jalan maupun pada persimpangan. Di dunia barat, sepeda didukung oleh ASLs (advanced Stop Lines) khususnya pada persimpangan untuk memfasilitasi pergerakan dan meningkatkan keselamatan sepeda. Ide ini telah diujicoba di selatan Bandung untuk mendukung pergerakan sepeda motor pada salah satu persimpangan bersinyal jalan Soekarno-Hatta dengan jalan Buah Batu. Studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari ASLs (dikenal dengan RHK) pada kondisi persimpangan, khususnya tipe dan intensitas konflik yang mencakup tingkat konflik dan tingkat keparahan konflik antara sepeda motor dengan kendaraan bermotor lainnya. Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor telah dipasang pada salah satu pendekat persimpangan jalan dua arah Soekarno-Hatta. Pada awalnya desain RHK dibuat 7 meter dari garis henti yang ada. Kemudian dicat ulang 14 meter dari garis henti eksisting untuk mengakomodasi jumlah sepeda motor yang tinggi. Polisi lalu lintas dibutuhkan untuk membantu pengaturan lalu lintas. Observasi lapangan dilakukan dengan bantuan video kamera pada waktu puncak pagi dan sore baik sebelum dan sesudah implementasi RHK, dan analisis datanya dilakukan di laboratorium. Secara keseluruhan, sebanyak 103 sampel fase waktu masing-masing pada waktu puncak pagi dan sore baik sebelum dan sesudah implementasi RHK, serta dengan total 21087 sepeda motor telah dianalisis. Membandingkan antara kondisi sebelum dan sesudah implementasi RHK memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada proporsi arus lalu lintas. Secara umum, kondisi persimpangan dari hasil observasi yang dilakukan menjadi lebih teratur, hanya beberapa sepeda motor saja yang berhenti di depan garis henti dan hanya sedikit yang mekakukan aksi manuver. Jumlah lalu lintas yang melewati persimpangan meningkat baik pada waktu puncak pagi dan sore masing-masing dengan 11,92% dan 12,31%. Pola konflik juga berubah secara signifikan, demikian juga dengan tingkat konflik juga menurun dari 133,39 konflik/1000 kend.mp menjadi 24,68 konflik/1000 kend.mp untuk waktu puncak pagi, dan dari 111,10 konflik/1000 kend.mp menjadi 24,10 konflik/1000 kend.mp untuk waktu puncak sore. Tingkat keparahan konflik juga menurun dari 1,83 menjadi 1,43 pada waktu puncak pagi dan dari 1,96 menjadi 1,38 pada waktu puncak sore. Secara keseluruhan ujicoba RHK pada lokasi studi dinilai berhasil.