Kerentanan hasil lasan baja armor terhadap hydrogen cracking mengharuskan parameter pengelasan diperhitungkan sebaik mungkin. Terbentuknya fasa virgin martensite yang sangat keras dan getas juga dapat meningkatkan kerentanan daerah heat-affected zone (HAZ) terhadap crack. Selain itu, pengelasan juga menimbulkan efek tempering atau pelunakan terhadap logam induk. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh parameter preheating terhadap harga kekerasan maupun kerentanan daerah HAZ terhadap crack. Pada penelitian ini, dua pasang pelat baja armor KSW 500 setebal 10 mm buatan PT. Krakatau Steel dilas dengan menggunakan elektroda ferit E71T pada gas shielded FCAW dengan heat input 1.2 kJ/mm. Variasi dilakukan dengan menggunakan temperatur preheating 150 oC pada satu spesimen dan tanpa preheating pada spesimen yang lain. Tidak ada crack yang ditemukan pada HAZ dari kedua spesimen yang dikarakterisasi. Namun, perbedaan harga kekerasan dan energi impak pada HAZ menunjukkan tingginya kerentanan spesimen yang tidak di-preheating terhadap keretakan. Preheating memberikan pengaruh dengan menurunkan harga kekerasan pada rehardened HAZ. Akan tetapi dengan sebuah kompensasi, daerah yang terkena efek pelunakan dan tempering menjadi lebih lebar. Dengan variasi parameter, kedua spesimen yang dikarakterisasi masih memenuhi spesifikasi MIL-STD-1185. Kekerasan logam induk yang diamati juga masih dekat dengan batas minimum yang disebutkan pada spesifikasi MIL-A-46100D. Sehingga, pada penelitian ini baja armor maupun daerah lasannya memenuhi spesifikasi Internasional.