digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Isolator keramik alumina dalam penelitian Syarif (2000) dan Erik (2001) dengan temperatur sintering 1500 oc menghasikan keramik alumina dengan kekuatan mekanik yang rendah dan prioritas yang cukup tinggi yaitu 26-58 %, demikian halnya dalam penelitian Benny (2004) yang membuat isolator keramik alumia yang menggunakan aditif titania (TiO2), dan disuntering pada temperatur 1500 oc menghasilan kekuatan mekanik yang masih rendah yaitu 153 VHN dengan porositas 16-22 %, penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dengan tujuan utama adalah meningkatkan kekerasan dan menurunkan porositas dari keramik alumina tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan ball millng terhadap serbuk alumina selama 8 jam dengan tujuan mereduksi partikel dan memudahkan proses sintering, selain itu dilakukan penambahan oksida lain yaitu titania (TiO2) dan silika (SiO2) yang menurut Journal of The american Ceraic society vol.84, No 5 May 2001 untuk mengatasi penurunan densitas dan kekuatan mekanik pada keramik alumina (A1203) -titania (Tio2) perlu ditambahkan aditiv separti SiO2, MgO, ZrO2 atau CaO. Dari hasil penelitian didapat kekerasan keramik alumina meningkar dan nilai porositas keramik alumina tersebut menurun dengan penambahan titania 0,75 % berat dan dilika 0,25 % berat, karena penambahan titania dan silika menyebabkan laju difusi keramik meningkat dan terjadi reaksi defect. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya maka nilai porositas keramik yang dihasilkan pada penelitian ini lebih baik, yaitu 10-12 % dengan kekerasan mencapai 917 + 90 VHN dalam skala Mohs bernilai 9.