digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem perpipaan bawah laut (submarine pipeline system) merupakan media penyaluran minyak dan gas bumi dari bangunan anjungan lepas pantai (offshore facilitty) ke darat (onshore facility). Kerusakan atau kegagalan yang terjadi pada sistem perpipaan bawah laut dapat menimbulkan dampak yang serius dan kerugian yang besar. Oleh karena itu, dalam merancang sistem perpipaan bawah laut harus dilakukan analisis secara menyeluruh berdasarkan code dan standard untuk menjamin bahwa sistem perpipaan aman digunakan. Pada tugas sarjana ini dilakukan analisis aspek tegangan untuk kasus in-place, hydrotest dan operasi pada sistem perpipaan bawah laut berdasarkan DNV OS F101. Dengan studi kasus yang berasal dari sistem perpipaan bawah laut yang menyalurkan gas bumi dari anjungan lepas pantai di selat Madura ke Grati, Jawa Timur. Analisis tegangan ini bertujuan untuk mengetahui tegangan pada pipa akibat beban-beban yang diderita dan untuk mengetahui rasio tegangan pipa terhadap tegangan yang diijinkan. Dari hasil analisis tegangan yang dilakukan diperoleh nilai rasio tegangan maksimum pada sistem perpipaan sebesar 161% di daerah belokan pipa pada kondisi operasi sehingga sistem perpipaan tersebut tidak aman. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan modifikasi pada sistem perpipaan dengan mengubah jalur perpipaan (pipeline route) dan menggunakan pipa dengan schedule 80 (tebal pipa 0,75 in) sehingga diperoleh kodisi yang aman dengan rasio tegangan 79,6%.