Wilayah Semarang merupakan salah satu kota pesisir yang secara umum terbentuk dari endapan aluvial. Adapun karakteristik dari endapan aluvial ini adalah tanahnya masih mengalami proses konsolidasi. Proses konsolidasi ini mengakibatkan terjadinya penurunan muka tanah pada daerah tersebut. Selain itu, pengambilan airtanah dan pengaruh beban permukaan juga berkontribusi dalam terjadinya penurunan muka tanah di Semarang. Dengan adanya fenomena ini, maka dilakukanlah pengukuran penurunan muka tanah di wilayah Semarang.
Pengukuran penurunan muka tanah Semarang dilakukan dengan metode survey GPS. Data pengamatan didapat dari pengukuran lapangan tahun 2008,2009,2010 dan 2011. Data tersebut diolah dengan menggunakan software Bernesse 5.0 sehingga didapat besarnya penurunan muka tanah di wilayah Semarang selama 3 periode yaitu 2008-2009, 2009-2010 dan 2010-2011. Hasil pengolahan data ini kemudian dikorelasikan dengan penurunan muka airtanah (MAT), peta geologi dan tutupan lahan kota Semarang. Hasil dari pengolahan data menunjukkan adanya terjadinya penurunan muka tanah di beberapa titik pemantauan GPS yang tersebar di wilayah Semarang mulai dari 0.7 cm sampai 11.2 cm pertahun dan adanya hubungan antara penurunan muka tanah dengan penurunan muka airtanah (MAT) kota Semarang, kondisi geologi dan tutupan lahan kota Semarang.
Dengan melihat fenomena penurunan muka tanah yang terjadi di wilayah Semarang, maka perlu pemantauan dan pengkajian lebih lanjut mengenai karakteristik dan faktor faktor penyebab terjadinya penurunan muka tanah di Semarang. Penelitian pemantauan terhadap penurunan muka tanah di wilayah Semarang ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna dalam pengaturan pengambilan airtanah, pengendalian banjir, konservasi lingkungan, serta pengambilan keputusan dalam pembangunan infrastruktur.