Survei lokasi dilakukan untuk mengetahui bahaya-bahaya dasar laut pada area pemasangan eksplorasi minyak lepas pantai. Salah satu kegiatan utama dalam survei lokasi adalah survei batimetri. Pelaksanaan survei batimetri sebagai metode penggambaran kedalaman dasar laut dapat dilakukan menggunakan Multibeam Echosounder (MBES) atau Singlebeam Echosounder (SBES). Kedua metode tersebut diolah menjadi visualisasi 3-dimensi dan 2-dimensi dengan menggunakan QINSy 2008 untuk kemudian saling dibandingkan keefektifannya dalam memberikan gambaran kedalaman dari suatu area kajian survei yang dibuentuk di Bawean Area di Jawa Timur. Karena SBES tidak memiliki cakupan visual dari suatu area, maka data kedalaman SBES akan digabungkan dengan data visual dari Side Scan Sonar (SSS) menggunakan program Global Mapper v.11. Pada kedua area kajian tersebut akan dilakukan kajian efektifitas kemampuan deteksi objek, kajian efektifitas waktu, dan kajian biaya operasionalnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa MBES memiliki kemampuan deteksi koordinat yang lebih akurat dan efektifitas waktu yang lebih baik dibandingkan dengan SBES-SSS. Untuk biaya operasional, SBES-SSS jauh menggungguli MBES. Secara teknis, MBES merupakan alat yang paling tepat untuk digunakan dalam survei lokasi anjungan eksplorasi minyak lepas pantai. Akan tetapi diakrenakan secara biaya MBES membutuhkan dana operasional yang jauh lebih besar, maka apabila spesifikasi teknis yang diinginkan dari suatu survei lokasi dapat dipenuhi dengan speifikasi teknis SBES-SSS disarankan untuk menggunakan sistem SBES-SSS yang notabene jauh lebih murah.