Bencana gempa bumi di Nias 28 Maret 2005 telah menghancurkan hampir seluruh infrastruktur yang ada. Kondisi wilayah Nias yang terisolasi menyulitkan proses pemberian bantuan dan pemulihan korban bencana gempa bumi. Bencana gempa di Nias 2005 berbeda dengan bencana gempa daerah lainnya karena letak Nias yang terpencil dan hanya bisa diakses melalui jalur laut dan udara. Selain itu Nias juga kurang mendapat perhatian baik secara nasional maupun internasional. Banyak pihak yang menyayangkan lambannya penanganan bencana dan distribusi yang tidak tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tugas OMSP TNI dalam penanggulangan bencana yang dilaksanakan melalui Operasi Bhakti TNI paska bencana Nias, hambatan yang dihadapi. Selanjutnya mengusulkan kebijakan terkait tugas OMSP TNI dalam penanggulangan bencana dalam rangka peningkatan kinerja TNI dalam penanggulangan bencana ke depan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus tugas OMSP TNI melalui Operasi Bhakti paska bencana Nias. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data diambil secara langsung ke lapangan dengan membuat catatan lapangan, meminta salinan dokumen dan mengambil gambar kondisi lapangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tugas OMSP TNI didasarkan pada UU No.3 tahun 2003, UU No.34 tahun 2004, Doktrin Tridek bahwa Tugas TNI dalam Penanggulangan Bencana adalah membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, pemberian bantuan kemanusiaan. Peraturan-peraturan tersebut belum ada yang mengatur apa dan sejauhmana bentuk keterlibatan TNI dalam setiap tahapan penanggulangan bencana yaitu sebelum bencana, saat bencana dan paska bencana. Meskipun sebenarnya TNI telah melaksanakan tugas OMSP melalui Operasi Bhakti TNI di Nias, dalam hal ini dikendalikan oleh Korem 023/Kawal Samudera. Program ini merupakan OMSP dalam kategori Civic Mission, telah memulihkan kehidupan masyarakat Nias paska bencana. Hal ini terbukti dengan sesuainya target dengan hasil yang dicapai. Penanganan korban dan evakuasi, pendistribusian bantuan pangan dan obat-obatan ke pelosok daerah-daerah terisolasi/terpencil di Nias termasuk hasil capaian terhadap rekonstruksi jalan, jembatan, gedung sekolah dan tempat ibadah. Meskipun demikian, dalam implementasinya ditemukan adanya hambatan yaitu belum terpenuhinya prinsip-prinsip OMSP dalam pelaksanaan tugas OMSP TNI yaitu pada aspek pengendalian, keterpaduan dan legislasi.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mengingat manfaat dan hasil capaian yang didapat dalam pelaksanaan tugas OMSP TNI maka usulan peningkatan kinerja TNI dalam penanggulangan bencana alam sebagai bentuk operasi bantuan kemanusian dalam rangka efektifitas operasi militer selain perang perlu dilakukan langkah-langkah konstitusional dan institusional meliputi kebijakan, strategi, metode dan implementasi yang profesional dan akuntabel pada setiap tahapan penanggulangan bencana sesuai kompetensi TNI.