digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Limbah tempe merupakan salah satu limbah yang masih memiliki nilai ekonomis, karena kandungan senyawa organik dan nutrien yang terdapat didalamnya masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan yeast extract. Dalam penelitian ini limbah tempe digunakan sebagai ko-substrat untuk penyisihan zat warna azo dari industri tekstil dengan menggunakan bioreaktor membran aerob-anaerob. Bioreaktor terdiri dari modifikasi proses lumpur aktif yaitu proses kontak-stabilisasi yang dihubungkan dengan reaktor anoksik dan dikombinasikan dengan membran ultrafiltrasi secara eksternal. Umpan terdiri dari zat warna azo Remazol Black-5 pada konsentrasi 110-120 mg/L dan limbah tempe sebagai sumber organik dan nutrien dengan konsentrasi 8-10% v/v. Percobaan dilakukan untuk mengamati pengaruh waktu retensi hidrolik (hydraulic retention time, HRT) tangki kontak terhadap penyisihan warna dengan variasi HRT tangki kontak antara 1, 1½, 2, 2½ dan 3 jam, sedangkan tangki stabilisasi dan anoksik pada HRT konstan 4 dan 3 jam. Dari percobaan dihasilkan penyisihan warna berkisar antara 41-51% dan penyisihan senyawa organik antara 46-65%. Baik penyisihan warna maupun senyawa organik terbesar dihasilkan pada HRT kontak 2 jam yaitu 51% untuk penyisihan warna dan 65% untuk penyisihan senyawa organik. Pada tangki kontak terjadi autoksidasi yang menyebabkan kenaikan konsentrasi warna.