digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kemungkinan untuk mengekstraksi nikel dari bijih nikel laterit berkadar rendah telah mulai dipertimbangkan baru-baru ini di Indonesia. Salah satu proses yang sesuai untuk tipe bijih ini adalah proses hidrometalurgi di bawah tekanan atmosfer. Sejalan dengan aktifitas penelitian, serangkaian percobaan telah dilakukan untuk mempelajari perilaku kinetika pelindian bijih nikel limonitik dalam larutan asam sulfat pada suhu tetap dan tekanan atmosfer. Konsentrasi asam dalam larutan selama percobaan relatif tetap. Ada tiga percobaan utama yang telah dilakukan, terdiri dari percobaan pelindian dengan variasi temperatur (70 derajat C, 80 derajat C, 90 derajat C dan 100 derajat C), percobaan pelindian dengan variasi ukuran bijih (-14 +28 mesh dan -200 +325 mesh) dan percobaan pelindian dengan penambahan 20 gpl sodium klorida. Larutan hasil pelindian ini kemudian dianalisis kadar ion-ion terlarutnya dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) untuk mengetahui jumlah nikel, besi dan magnesium yang terlarut dalam larutan hasil pelindian. Dari hasil analisis didapatkan hubungan antara persen ekstraksi dengan waktu pelindian. Dari hubungan tersebut telah ditentukan konstanta laju pelindian bijih yang kemudian digunakan untuk menentukan energi aktifasi proses pelindian. Kedua parameter kinetika ini digunakan untuk penentuan tahap pengendali proses pelindian. Kinetika pelindian ini mengacu pada shrinking core model sehingga proses pelindiannya dapat terkendali oleh laju difusi melalui lapis difusi dalam fluida, laju difusi melalui lapisan yang tidak bereaksi dan laju reaksi pada antarmuka. Dari hasil-hasil percobaan ditunjukkan bahwa persen ekstraksi nikel tertinggi (91,41%) didapat dari pelindian bijih nikel dalam larutan asam sulfat 1M selama 24 jam pelindian. Dipercaya bahwa proses pelindian ini terkendali oleh laju reaksi pada antarmuka pada tahap awal pelindian (?15 menit) dan terkendali oleh laju difusi asam sulfat melalui lapisan yang tidak bereaksi pada saat 30 hingga 120 menit pelindian. Hasil perhitungan energi aktifasi masing-masing pengendali proses adalah 9,59 kkal/mol dan 4,838 kkal/mol. Pelindian bijih nikel limonitik dengan ukuran bijih yang lebih halus (-200 +325 mesh) memberikan persen ekstraksi nikel yang lebih tinggi (84,35%) dibandingkan dengan ukuran bijih yang kasar (-14 +28 mesh). Penambahan 20 gpl sodium klorida telah meningkatkan persen ekstraksi nikel dari 33,96% hingga 83,22% dan menurunkan kelarutan besi dari 59,09% hingga 35,37%.