2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-COVER.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 1.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 2.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 3.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 4a.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 4b.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 4c.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 4d.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 4e.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-BAB 5.pdf
2008 TA PP NUGROHO ARYAWIJAYA 01-PUSTAKA.pdf
ABSTRAK:
Jembatan Suramadu yang akan diresmikan pada awal tahun 2009 direncanakan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. Akibat besarnya beban rencana serta lokasi pembangunan yang berada di tengah laut maka digunakan fondasi tiang bor pada bentang utama dan pendekat dari Jembatan Suramadu. Fondasi tiang bor yang digunakan berdiameter 1.8 m-2.4 m dengan panjang mencapai 80 m-100 m. Kondisi geologis dari lokasi Jembatan Suramadu sendiri didominasi oleh lapisan tanah clay-shale dengan kandungan montmorillonite. Jenis lapisan tanah ini dikenal sensitif terhadap berkurangnya tegangan lateral dan kontak terhadap cuaca yang berakibat terjadinya penurunan kekuatan (strength reduction). Strength reduction menyebabkan prediksi daya dukung aksial tiang yang selama ini umumnya dilakukan menggunakan berbagai rumus empiris berdasarkan korelasi terhadap nilai N-SPT menjadi sulit. Untuk mengatasi strength reduction yang terjadi dilakukan grouting (intrusi air semen) pada dasar tiang bor.
Uji pembebanan tiang dilakukan untuk memverifikasi daya dukung aksial tiang pada fondasi Jembatan Suramadu baik pada kondisi sebelum dan setelah grouting. Metoda yang digunakan adalah Osterberg-Cell Test (OC-Test). Metoda ini memiliki kelebihan dalam hal menghemat ruang kerja. Selain itu, pengujian juga dilengkapi dengan strain gauge sebagai instrumen untuk mengukur besarnya distribusi gaya aksial sepanjang tiang.
Berdasarkan interpretasi hasil pelaksanaan OC-Test terhadap delapan buah tiang sebagai studi kasus dalam Tugas Akhir ini dapat diperoleh hasil berupa daya dukung ultimit tiang, nilai tahanan selimut pada setiap kedalaman dan tahanan ujung tiang. Selain itu, menggunakan metoda perhitungan balik dari nilai tahanan selimut tiang dan nilai tahanan ujung tiang dapat juga diperoleh korelasi antara daya dukung tiang terhadap nilai N-SPT. Korelasi tersebut menunjukkan bahwa daya dukung aksial tiang bor dan tingkat strength reduction yang terjadi pada tanah clay-shale dapat sangat bervariasi. Keberadaan strength reduction ini memiliki kecenderungan lebih berdampak signifikan pada komponen tahanan selimut tiang daripada komponen tahanan ujung tiang. Hasil pelaksanaan OC-Test juga menunjukkan bahwa grouting dapat meningkatkan daya dukung aksial tiang secara signifikan.