digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Serat rami banyak digunakan sebagai serat penguat pada material komposit. Kelemahan serat alam dibandingkan serat sintetis sebagai serat penguat yaitu serat alam mudah menyerap air (hidrophilic) dan variasi sifat yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan modifikasi kimia terhadap permukaan serat seperti proses alkalisasi dan perlakuan silana. Dengan modifikasi serat ini diharapkan kendala yang ada dapat teratasi. Penelitian ini mengkaji sifat-sifat serat rami hasil proses dekortiksai, merserisasi, deguming dan pengaruh perlakuan silana serta lingkungan terhadap sifat tariknya. Kajian terhadap sifat serat alam meliputi : diameter, morfologi permukaan dan kekuatan tarik. Dari ketiga jenis serat rami hasil proses (dekortikasi, merserisasi, deguming) yang dikaji serat rami deguming memiliki kekuatan tarik (?) paling tinggi sebesar 465,62 Mpa, sedangkan serat rami merserisasi memiliki nilai modulus Weibull yang paling kecil sebesar 1,8 karena memiliki variasi diameter yang tinggi. Perlakuan silana terhadap serat rami dekortikasi dan deguming mampu menurunkan daya afinitas terhadap air pada kondisi kering, kondisi lingkungan dengan temperatur 26ºC kelembaban 60% dan 100% serta temperatur 60ºC kelembaban 100%. Hasil yang didapat ternyata secara keseluruhan adanya perlakuan silana terbukti menurunkan daya afinitas terhadap air, ini dibuktikan dengan hasil pengukuran daya serap airnya lebih kecil bila dibandingkan dengan serat rami yang tidak ditambah silana. Pada kondisi lingkungan temperatur 60ºC kelembaban 100% menunjukkan fungsi silana tidak bekerja efektif ini ditunjukkan dengan hasil pengujian daya serap air diatas 20% yang mengakibatkan kekuatan tarik serat rami menjadi turun. Hal ini terjadi karena adanya air ditambah dengan temperatur yang tinggi menyebabkan rusaknya ikatan silang antara serat dengan silana mengakibatkan terjadi degradasi pada selulosa terutama untuk serat rami denguming karena kandungna lignin/pektinnya berkurang.