2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-COVER.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 1.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 2.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 3.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 4.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 5A.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 5B.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 5C.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 5D.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-BAB 6.pdf
2008 TS PP PUJI SUTARTO 1-PUSTAKA.pdf
Sungai Bekasi melewati Kota Bekasi yang mempunyai luas DAS 390.40 km2, pada bagian tengah dan hilir mempunyai topografi yang relatif datar merupakan daerah rendah yang rawan terhadap banjir. Pada bagian tengah terdapat Bendung Bekasi yang bersilangan dengan Saluran Induk Tarum Barat, Bendung Bekasi berfungsi untuk menjaga elevasi muka air Saluran Induk Tarum Barat agar secara gravitasi dapat mengalirkan air baku ke Jakarta. Oleh karena itu elevasi muka air di Bendung Bekasi menjadi faktor yang penting dalam menangani pengendalian banjir Sungai Bekasi. Banjir yang terjadi pada tanggal 3 Februari 2007 dimana debit Sungai Bekasi yang tercatat pada Bendung Bekasi sebesar 767.30 m3/detik, mengakibatkan jebolnya tanggul di beberapa ruas sungai dan daerah pemukiman terendam.Pemodelan hidraulik aliran Sungai Bekasi sepanjang 11.326 km dari hilir (Bendung Bekasi) sampai hulu yaitu pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas dengan simulasi banjir menggunakan HEC-RAS versi beta 4.0 menghasilkan debit banjir maksimum yang dapat dialirkan 394 m3/detik atau setara dengan periode ulang 2-5 tahunan. Reduksi banjir dengan pengerukan alur sungai, kedalaman rerata 0.52 m dapat mengalirkan debit banjir 535 m3/detik, dengan peninggian tanggul 0.8-3.0 m dapat mengalirkan debit banjir 559.04 m3/detik (Q10th), kombinasi pengerukan dengan tanggul dapat mengalirkan debit banjir sebesar 763.90 m3/detik. Pengendalian banjir dengan memisahkan sistem aliran Saluran Tarum Barat dengan Sungai Bekasi, menurunkan elevasi muka air di sekitar bendung +17.20 m dengan debit maksimum 462 m3/detik. Kombinasi pengendalian banjir dengan memisahkan sistem aliran air dari Saluran Tarum Barat dengan Sungai Bekasi dan optimalisasi sistem operasi pintu dapat menurunkan elevasi muka air di sekitar bendung menjadi +15.80 m dengan debit banjir maksimum 569 m3/detik dan menurunkan elevasi muka air ke arah hulu rerata 62 cm. Pembuatan storage area 10 ha, dengan inflow debit banjir periode ulang 10 tahun sebesar 559.04 m3/detik dapat menurunkan elevasi muka air banjir rerata 6.37 cm atau 0.90 % dari elevasi muka air banjir kondisi yang ada. Adanya efek perlambatan waktu puncak banjir dari inflow awal naik sampai puncak hidrograf selama 14 jam menjadi 15 jam setelah masuk ke storage area dan sebagai area parkir banjir sementara sebelum dialirkan kembali ke sungai.