digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP IRFA RIFAAH 1-COVER.pdf


2008 TA PP IRFA RIFAAH 1-BAB 1.pdf

2008 TA PP IRFA RIFAAH 1-BAB 2.pdf

2008 TA PP IRFA RIFAAH 1-BAB 3.pdf

2008 TA PP IRFA RIFAAH 1-BAB 4.pdf

2008 TA PP IRFA RIFAAH 1-BAB 5.pdf

2008 TA PP IRFA RIFAAH 1-PUSTAKA.pdf

Keberadaan sulaman tangan Minangkabau pada saat ini diperuntukkan bagi kegiatan adat, dalam bentuk selendang ataupun perlengkapan interior dan souvenir. Untuk memperluas penggunaan sulaman tangan perlu perambahan pada produk fashion yang disesuaikan dengan trend mode agar lebih berdaya guna.Corak pada sulaman tangan umumnya memakai ragam hias floral seperti rangkaian bunga dan dedaunan yang didapatkan dari peniruan alam secara realis-naturalistik. Alam sebagai sumber yang ditiru didapatkan dari konsep estetika Minangkabau ”alam berkembang menjadi guru”. Upaya untuk mempertahankan konsep tersebut, maka ragam hias Minangkabau perlu diketahui oleh kalangan yang lebih luas. Pengembangan ragam hias Minangkabau menggunakan konsep rancangan dari ragam hias tekstil dan ragam hias ukiran yang disederhanakan dan disesuaikan pada bidang tekstil.Rancangan sulaman yang teraplikasikan pada karya produk fashion, selendang dan gaun terlebih dahulu mengalami eksplorasi, dimana sulaman tangan sebagai aplikasi lebih bersifat tambahan dan hiasan dengan menambahkan material lainnya. Tak hanya itu, sulaman juga turut digabungkan dengan jenis sulaman lainnya, agar sulaman dapat lebih bervariasi dengan saling mengkombinasikan.Aplikasi sulaman tangan dengan ragam hias yang berakar dari landasan hidup masyarakat Minangkabau, akan menjadi salah satu alternatif dan memperkaya perkembangan tekstil Indonesia.