2008 TA PP GUSTI AJIE RAHA 1-COVER.pdf
2008 TA PP GUSTI AJIE RAHA 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP GUSTI AJIE RAHA 1-BAB 2.pdf
2008 TA PP GUSTI AJIE RAHA 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP GUSTI AJIE RAHA 1-BAB 4.pdf
2008 TA PP GUSTI AJIE RAHA 1-BAB 5.pdf
2008 TA PP GUSTI AJIE RAHA 1-PUSTAKA.pdf
Struktur pipa bawah laut memiliki peranan penting dalam kegiatan produksi minyak dan gas lepas pantai. Biaya operasional yang lebih murah serta faktor keamanan yang tinggi menjadi pertimbangan kalangan industri yang bergerak di bidang minyak dan gas untuk menggunakan pipa sebagai infrastruktur untuk mengalirkan minyak dan gas.Dalam desain, pipa harus kuat dan stabil dalam menahan gaya-gaya yang bekerja baik selama masa instalasi, hydrotest, dan masa operasi. Untuk memperoleh kestabilan pipa di dasar perairan, salah satu metoda yang digunakan adalah dengan cara penambahan lapisan selimut beton. Perhitungan ketebalan lapisan selimut beton pipa merupakan langkah desain untuk mendapatkan kestabilan pipa dalam melawan gaya-gaya hidrodinamika yang bekerja pada pipa.Selain mendesain lapisan selimut beton, untuk mendapatkan kestabilan pipa dilakukan trenching dan penguburan pipa (partial burial). Gaya Hidrodinamika yang diterima pipa akan mengalami reduksi seiring dengan bertambahnya kedalaman parit atau penguburan. Dalam Tugas Akhir ini dibahas mengenai perhitungan stabilitas pipa di permukaan seabed, kondisi trenching, dan kondisi partial burial. Untuk kemudian dibandingkan reduksi koefisien hidrodinamika hasil perhitungan manual dengan percobaan Jacobsen tahun 1988.