2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-COVER.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-BAB 2A.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-BAB 2B.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-BAB 4A.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-BAB 4B.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-BAB 5.pdf
2008 TA PP DADIT BAGUS PRADONO 1-PUSTAKA.pdf
Pada saat ini pasar tradisional masih menjadi tempat destinasi untuk berbelanja barang dengan harga yang murah. Kesempatan untuk menawar harga dengan pembeli seakan-akan menjadi suatu hal yang tidak bisa dilewatkan begitu saJa. Namun, pad a kenyataannya masyarakat tetap mengunjungi pasar modern yang notabene harga yang ditawarkan lebih mahal namun kenyamanan berbelanja lebih diutamakan. Pasar tradisional cenderung beroperasi mulai pagi hingga sore hari sedangkan pasar modern dapat lebih lama hingga malam hari. Fungsi yang hidup hingga malam hari dapat diciptakan dengan menggabungkan kedua fungsi ini. Sebuah kota sangat memerlukan fungsi yang hidup hingga malam hari untuk keberlangsungannya.Pada laporan ini, karya arsitektur yang dirancang adalah sebuah fasilitas komersial dan jasa dengan segmentasi penggunanya yaitu semua kalangan, tanpa melupakan bahwa bangunan ini termasuk dalam tipologi bangunan perbelanjaan. Adapun bangunan yang akan dirancang adalah Pasar dan Pertokoan Cik Puan Pekanbaru, yang terletak di kawasan jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru, Propinsi Riau. Kawasn ini merupakan kawasan komersial dan jasa menurut RTRW kota Pekanbaru. Sepanjang kawasan ini berupa ruko dengan usaha masyarakat yang beragam seperti makanan, kebutuhan rumah tangga, elektronik, bengkel, hingga agen travel antar kota. Pada salah satu bagian dari kawasan tersebut terdapat Matahari Dept. Store yang berdekatan dengan lahan perancangan. Linkage dengan fungsi Inl menjadi salah satu pertimbangan dalam merancang pasar dan pertokoan Cik Puan sehingga berpotensi untuk menjadi titik simpul dari koridor jalan Tuanku Tambusai. Berbeda dengan pasar dan pertokoan pad a umumya, fungsi ini mewadahi pedagang kaki lima dalam bentuk foodcourl PKL. Fungsi ini membatasi antara area pasar dengan pertokoan sehingga sasaran penguna fungsi ini mulai dari menengah bawah hingga menengah atas. Sistem subsidi silang antara pertokoan dan pasar tradisional diterapkan di sini. Beban biaya sewa kios di pasar tradisional yang mahal dapat tertutupi terkurangi dengan subisidi oleh pedagang di pertokoan. Tampilan bangunan dengan menggabungkan unsur modern dan lokal tercipta di sini. Penggunaan atap melayu sebagai unsur lokal dan penggunaan bukaan lebar dengan material kaca sebagai unsur modern.