digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TS PP BEDY PURNAMA 1-COVER.pdf


2008 TS PP BEDY PURNAMA 1-BAB1.pdf

2008 TS PP BEDY PURNAMA 1-BAB2.pdf

2008 TS PP BEDY PURNAMA 1-BAB3.pdf

2008 TS PP BEDY PURNAMA 1-BAB4.pdf

2008 TS PP BEDY PURNAMA 1-BAB5.pdf

2008 TS PP BEDY PURNAMA 1-PUSTAKA.pdf

Salah satu pemodelan yang banyak digunakan untuk memahami proses fisis adalah pemodelan air. Tidak semudah dan sesederhana yang terlihat, pemodelan air cukup sulit untuk dilakukan karena timbulnya kerumitan pada saat merepresentasikan sifat-sifat fluida seperti konveksi, difusi, turbulen dan tegangan permukaan. Metoda smoothed particle hydrodynamic (SPH) adalah interpolasi untuk sistem partikel menggunakan lagrangian mesh-less. Dengan SPH, kuantitas medan cukup didefinisikan oleh lokasi diskrit partikel yang dapat dievaluasi di tempat manapun. Distribusi kuantitas SPH tiap partikel dipengaruhi oleh partikel partikel tetangga di dalam lokal domain. Smoothing kernel simetri radial digunakan untuk menghitung distribusi kuantitas SPH tersebut. Dengan metoda SPH, model fluida-pembentuk-tsunami ditentukan oleh parameter gaya gravitasi, gaya viskositas, gaya tegangan permukaan dan gaya tekanan. Hal ini dapat menghasilkan simulasi fluida yang lebih realistis. Pemodelan fluida-pembentuk-tsunami memerlukan pengaturan gaya tambahan yang menjalar ke arah pantai. Data ketinggian permukaan pantai pada model tersebut adalah data heightmap dari daerah Aceh Barat yang terkena tsunami pada akhir 2004. Pengujian dilakukan dengan membandingkan ketinggian maksimal pemodelan fluida-pembentuk-tsunami dengan simulasi tsunami Aceh menggunakan metoda TUNAMI-N3. Hasil perbandingan menunjukan bahwa ketinggian-maksimal yang lebih realistis diperoleh dari pemodelan fluida-pembentuk-tsunami dengan SPH.