2008 TA PP ASTRID NAOMI MARTHA 1-COVER.pdf
2008 TA PP ASTRID NAOMI MARTHA 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP ASTRID NAOMI MARTHA 1-BAB 2.pdf
2008 TA PP ASTRID NAOMI MARTHA 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP ASTRID NAOMI MARTHA 1-BAB 4.pdf
2008 TA PP ASTRID NAOMI MARTHA 1-BAB 5.pdf
2008 TA PP ASTRID NAOMI MARTHA 1-PUSTAKA.pdf
Sebagai wujud dari kemajuan jaman, masuknya infrastruktur baru diantara unsur-unsur kehidupan kota yang telah ada (existing elements) merupakan isu yang penting. Seringkali masuknya infrastruktur baru ini membutuhkan perancangan ulang dari sistem yang telah berlangsung dengan tujuan untuk memaksimalkan kinerja baik sistem lama maupun baru tanpa mengganggu keberlangsungan dari existing system tersebut. Hasil dari perancangan ulang ini adalah apa yang disebut sebagai integrasi. Salah satu bentuk dari arsitektur sebagai bentuk integrasi adalah stasiun intermoda karena dalam fungsinya sebagai shelter, stasiun ini tidak hanya memfasilitasi kegiatan operasional stasiun, tetapi juga menghubungkan beberapa jalur moda transportasi. Oleh sebab itu, perancang mengangkat kasus Stasiun Intermoda di Sudirman Dukuh Atas ini untuk mengambil kesempatan merancang bangunan sebagai bentuk integrasi antara infrastruktur lama dan baru dalam suatu lingkungan urban. Permasalahan utama dalam kasus Stasiun Intermoda ini adalah menciptakan pola sirkulasi dalam suatu bangunan yang mencerminkan sifatnya sebagai penghubung antara satu jalur transportasi dengan jalur transportasi lain, disamping juga memfasilitasi kegiatan komersial dan operasional didalamnya. Pola sirkulasi utama sebagai dasar berpikir dalam perancangan ini kemudian juga harus disesuaikan dengan standar-standar teknis yang digunakan mengingat bangunan stasiun memiliki kriteria teknis yang sangat ketat. Konsep utama dalam hasil perancangan stasiun ini adalah intermodal-commercial bridge, yaitu bangunan dengan sumbu utama yang menghubungkan ticketing area dari stasiun kereta api, waterway, dan stasiun monorel. Sumbu sirkulasi ini juga memiliki kegiatan komersial di sekitarnya untuk memanfaatkan potensi ekonomi yang tinggi pada area transfer dalam stasiun. Bangunan stasiun dirancang untuk merespon perbedaan elevasi dari tiap perhentian jalur transportasi tanpa mengganggu kenyamanan penumpang dalam bersirkulasi dalam stasiun. Eksterior bangunan yang memanjang dirancang untuk menjadi elemen yang dapat memperkaya jalan raya Sudirman sebagai jalan penting di Jakarta yang juga merupakan letak main entrance Stasiun Intermoda ini.