digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

1987 TS PP TAUFIKURAHMAN 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas mangrove hasil reboasasi di daerah Mayangan, Pamanukan, Jawa Barat. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat transek dari pantai kearah darat, dengan mencatat parameterparameter struktural berupa tinggi, diameter dan luas naungan tegakan dewasa, serta kerapatan dan kerimbunan anakan, tegakan muda dan herba. Hasil analisis vegetasi menunjukkan bahwa karakteristik substrat dan genangan air yang menentukan zonasi, mempengaruhi pertumbuhan dan proses regenerasi Avicennia marina (Forsk.) Vierh. dan Rhizophora mucronata Lamk. Zona muka (0-250 m dari garis pantai) dengan substrat pasir yang kering, tidak dapat menyokong pertumbuhan A. marina dengan baik, bahkan tidak dapat menyokong pertumbuhan R. mucronata sama sekali. Zona tengah (250-500 m dari garis pantai) dengan kondisi substrat liat atau lempung dan genangan air beberapa sentimeter, merupakan zona yang paling baik bagi pertumbuhan A. marina dan R. mucronata. Selain itu anakan dan tegakan muda A. marina tumbuh lebih baik daripada anakan dan tegakan muda R. mucronata. Pada setiap zona A. marina lebih lulus hidup dibandingkan dengan R. mucronata, karena itu maka A. marina akan dapat membentuk koloni di daerah sedimen baru lebih awal dibandingkan dengan R. mucronata, bahkan dapat menginvasi daerah yang ditempati oleh R. mucronata. Tambak ternyata dapat menimbulkan perubahan terhadap kadar air, tekstur dan kandungan mineral substrat di sekitarnya, sehingga mangrove dapat tumbuh lebih baik. Selanjutnya diusulkan suatu model pendekatan ekologis bagi usaha reboasasi yang dipadukan dengan berbagai kepentingan. Disamping itu dikemukakan pula gagasan untuk menentukan lebar jalur hijau 400 m bagi kawasan mangrove di daerah ini dan penerapan pola tambak empang terpusat sebagai pengganti pola tambak empang parit yang tengah digunakan.