digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP MUSTIKA SUARMAN 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP MUSTIKA SUARMAN 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MUSTIKA SUARMAN 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MUSTIKA SUARMAN 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MUSTIKA SUARMAN 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MUSTIKA SUARMAN 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP MUSTIKA SUARMAN 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Kota Sawahlunto dengan berbasiskan potensi objek wisata tambang dan heritage telah merumuskan visi Sawahlunto Tahun 2020 Menjadi Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya. Pelaksanaan visi ini telah dimulai sejak tahun 2002, namun saat ini upaya pengembangan yang dilakukan hanya terbatas kepada penyelamatan peninggalan sejarah tambang melalui pemeliharaan dan perawatan objek-objek yang menjadi potensi daya tarik wisata, sedangkan upaya dalam mewujudkan Sawahlunto sebagai destinasi wisata masih belum optimal. Dalam konsep pengembangan destinasi wisata terdapat 3 (tiga) komponen utama yang menjadi bagian penting dalam mewujudkan sebuah destinasi. Ketiganya adalah kelompok daya tarik (attraction clusters), aksesibilitas (accessibility) dan prasarana dan sarana penunjang pariwisata (amenities). Langkah awal dalam menganalisis mengenai pengembangan destinasi wisata Sawahlunto ditinjau dari ketersediaan ketiga komponen tersebut dengan melihat konsep destinasi Sawahlunto secara regional dan lokal. Secara regional keberadaan Sawahlunto menjadi bagian dari destinasi wisata Propinsi Sumatera Barat bersama Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Sawahlunto sendiri sebagai destinasi memiliki 6 kelompok daya tarik yang terbentuk berdasarkan kriteria kedekatan geografis, adanya daya tarik primer dan sekunder, aksesibilitas, dan keterkaitan tema. Terhadap ke enam kelompok tersebut dilakukan analisis berdasarkan kondisi akses dan amenities serta hasil observasi lapangan. Analisis masing-masing kelomopok tersebut menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan pada kelompok tersebut. Disamping itu dilakukan pengkajian terhadap kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Dari hasil kajian ini disimpulkan bahwa Pemerintah Kota Sawahlunto telah mengambil langkah kebijakan dengan merumuskan visi menjadi kota wisata tambang, akan tetapi pelaksanaannya belum mengarah kepada pengembangan sebuah destinasi wisata. Sedangkan masyarakat Kota Sawahlunto masih belum memahami sepenuhnya tentang kota wisata tambang. Kemudian juga dilakukan kajian terhadap kemungkinan pasar wisata berdasarkan ketersediaan sarana penunjang pariwisata. Hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa saat ini pasar wisata Kota Sawahlunto adalah wisatawan lokal, dan sangat memungkinkan untuk menargetkan wisatawan domestik dan mancanegara pada pengembangan lebih lanjut.