digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1983 TS PP ISTRIYATI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1983 TS PP ISTRIYATI 1-BAB1.pdf
File tidak tersedia

1983 TS PP ISTRIYATI 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

1983 TS PP ISTRIYATI 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

1983 TS PP ISTRIYATI 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

1983 TS PP ISTRIYATI 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

1983 TS PP ISTRIYATI 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

1983 TS PP ISTRIYATI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh solasodin terhadap perkembangan saluran telur puyuh muda. Solasodin adalah suatu steroid nabati yang diisolasi dari tanaman suku Solanaceae dan diduga mempunyai efek estrogenik, sehingga perlu diuji kebenarannya, Pengujian solasodin dilakukan terhadap perkembangan saluran telur puyuh muda. Solasodin diberikan secara oral sebanyak 0,05; 0,5; 1,0; 2,0; 5,0; 10,0; 15,0 dan 20,0 mg per ekor per hari selama 10 dan 20 hari, yang kemudian dibandingkan dengan hewan kontrol ( tanpa perlakuan ) dan hewan standar ( diberi etinil estradiol 0,05 mg per ekor per hari ). Pengamatan terutama dilakukan terhadap berat saluran telur dan ada tidaknya perubahan struktur histologi mukosa bagian magnum dari saluran.telur. Sediaan histologi dibuat dengan metode paraffin, difiksasi dalam larutan.Zenkerformol, disayat setebal 6 mikron, dan diwarna dengan Mallory-Azan. Aktivitas fosfatase alkali pada bagian wilayah kelenjar cangkang diamati dengan menggunakan metode Gomori. Dibanding dengan puyuh yang diberi perlakuan etinil estradiol, solasodin tidak mempunyai pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat saluran telur maupun aktivitas bagian magnum dan wilayah kelenjar cangkangnya. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa solasodin yang digunakan dalam penelitian ini secara langsung tidak mempunyai efek estrogenik pada burung puyuh betina muda.