digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cosmic Microwave Background (CMB) adalah suatu radiasi latar belakang yang berasal dari foton-foton yang terpancar pada saat alam semesta kita masih dini (alam semesta berumur sekitar 300.000 tahun) dalam distribusi spektrum benda hitam. Penemuan CMB memberikan harapan besar terhadap ilmu astronomi mengingat sifatnya yang representatif terhadap kosmologi yaitu ada dimana-mana di alam semesta kita. Para astronom berharap pengamatan dan perhitungan yang benar terhadap CMB mampu memberikan informasi yang berharga mengenai alam semesta kita dalam evolusinya sampai menjadi seperti sekarang ini. Gugus galaksi, di sisi yang lain, merupakan objek paling masif yang stabil dalam ikatan gravitasi yang ada di alam semesta. Bagian renggang pada gugus galaksi mengandung gas panas. Pengamatan CMB dengan latar depan gugus galaksi yang memiliki konsentrasi gas panas memberikan Sunyaev Zel'dovich Effect (SZE). SZE karena mekanisme termal ini menyebabkan spektrum CMB berubah. Dengan metode pengamatan yang berbeda, gas panas teramati dengan baik pada rentang sinar-X melalui parameter kecerlangan permukaan. Gabungan metode pengamatan SZE dan sinar-X memberikan jarak diameter sudut yang bisa digunakan untuk menghitung konstanta Hubble, sebuah parameter kosmologis. Namun, hasil konstanta Hubble dalam perhitungan ini mengandung ketidakpastian yang besar. Perhitungan konstanta Hubble telah dilakukan oleh Bonamente (Bonamente et.al 2007) dengan menggunakan data SZE dan sinar-X pada 38 gugus galaksi dalam rentang redshift 0.14 < z < 0.89 yang diamati dengan Observatorium sinar-X Chandra dan sistem pengamatan SZE pads BIMA dan interferometer OVRO.