Kesadaran akan kerusakan lingkungan membuat banyak bermunculan brand-brand fashion baru
dengan nilai keberlanjutan. Namun ternyata banyak brand yang hanya menggunakan nilai
berkelanjutan sebagai aksi pemasaran atau biasa disebut greenwashing. Alih-alih berfokus pada
merek fashion berkelanjutan, tindakan yang paling berkelanjutan adalah mengurangi konsumsi
fashion. Ekonomi berbagi menjadi salah satu jawaban untuk mengurangi konsumsi, tak terkecuali
industri fashion. Melalui teori sikap yang meliputi aspek afektif, perilaku, dan kognitif, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sikap terhadap ekonomi berbagi di industri fashion; second-hand
fashion, fashion renting, fashion leasing, dan fashion swapping. Dengan melakukan wawancara
mendalam, ternyata second-hand fashion dan fashion leasing mendapatkan sikap yang positif
sedangkan fashion renting dan fashion swapping mendapatkan sikap yang negatif. Ditemukan juga
bahwa harga merupakan faktor utama dalam menentukan model bisnis sharing economy di industri
fashion. Selanjutnya, faktor kepercayaan, yang melibatkan kebersihan, transparansi, dan
ketidakpastian, berkontribusi pada model bisnis berbagi melalui aspek afektif di industri fashion.
Penelitian ini juga mengeksplorasi faktor tren yang dapat memotivasi Gen Z untuk mencoba model
bisnis berbagi di industri fashion. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam
tentang peningkatan keberlanjutan mode dengan memberikan alternatif melalui model bisnis
ekonomi berbagi. Penelitian ini juga membantu pemilik bisnis untuk meningkatkan bisnis fashion
mereka dengan mempertimbangkan sikap dan kontrol perilaku masing-masing model bisnis