Sistem ERP dipandang sebagai suatu teknologi informasi yang penting bagi perusahaan
karena potensi manfaat yang bisa diberikan. Saat ini banyak perusahaan telah
menerapkan sistem ERP, akan tetapi terdapat penelitian terdahulu yang menyatakan
bahwa hampir 50% proyek ERP dianggap tidak berhasil atau tidak mencapai
harapan, terutama pada fase post-project. Model penerimaan teknologi banyak
digunakan untuk mengkaji permasalahan ini. Seiring dengan perkembangan
teknologi, faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi juga
berkembang. Penelitian ini akan berfokus pada model penerimaan teknologi dengan
pendekatan berbasis value dimana konstruk dependen yang digunakan adalah
continuous extended use. Model ini dibangun dengan menggunakan model dasar
value based adoption model (VAM) - expectation confirmation model (ECM)
dengan memperbarui komponen perceived benefit dan perceived sacrifice
kemudian ditambahkan anteseden perceived quality dan leadership. Pada
penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan 96 data responden
PT X, sebuah perusahaan penghasil bubur kayu yang terintegrasi mulai dari kebun
hingga produksi kertas. PT X telah menggunakan sistem ERP sejak tahun 2000.
Metode statistik yang digunakan adalah PLS-SEM yang berguna untuk
menghasilkan model prediksi penggunaan teknologi dengan pendekatan berbasis
value. Hasil penelitian ini menyimpulkan perceived value dan satisfaction
merupakan predictor dari continuance extended use, kemudian perceived risk
sebagai komponen perceived sacrifice, Affect dan Productivity Improvement
sebagai komponen perceived benefit dapat digunakan sebagai predictor untuk
continuous extended use melalui konstruk perceived value. Faktor perceived quality
terbukti memberikan pengaruh tidak langsung terhadap perceived value, sedangkan
transformational leadership memberikan pengaruh yang tidak signifikan.