digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Andrian Putra Wardana
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pemodelan aliran di sumur pada umumnya hanya memperhitungkan kehilangan tekanan dan kurang mempertimbangkan kehilangan panas dari fluida karena dianggap tidak signifikan. Namun, kehilangan panas dari fluida penting untuk diperhitungkan karena dapat memengaruhi karakteristik dari fluida dan sumur. Temperatur casing dan semen dapat mengalami perubahan karena adanya perpindahan panas dari fluida panas menuju formasi yang disebabkan oleh perbedaan temperatur fluida panas dengan temperatur formasi ketika kegiatan produksi dilakukan. Panas dari fluida berpindah menuju casing, semen, dan formasi secara konveksi dan konduksi. Model perpindahan panas perlu dikembangkan untuk memperhitungkan kehilangan panas pada pemodelan sumur. Model perpindahan panas dalam penelitian ini dikembangkan untuk sumur produksi uap. Kehilangan panas dari uap dan perubahan temperatur casing dan semen beserta waktu perubahannya dapat diprediksi dengan menggunakann model tersebut. Besarnya kehilangan panas uap dipengaruhi oleh perubahan temperatur formasi. Tebal lapisan segmen sumur, temperatur awal casing dan semen, konduktivitas termal dari material, dan jarak casing dan semen dari sumber panas memengaruhi perubahan temperatur casing dan semen beserta waktu perubahannya. Semakin besar perubahan temperatur formasi, maka semakin besar panas yang hilang dari uap. Semakin tebal lapisan segmen sumur dan semakin rendah temperatur awal casing dan semen, maka perubahan temperatur casing dan semen semakin rendah dan waktu perubahannya semakin lama. Semakin tinggi konduktivitas termal dari material dan semakin dekat casing dan semen dari sumber panas, maka perubahan temperatur casing dan semen semakin besar dan waktu perubahannya semakin cepat. Kata kunci: kehilangan panas, sumur produksi uap, temperatur