digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pulau Sawu terletak di sebelah barat daya Busur Banda non vulkanik menyingkap batuan berumur Mesozoikum. Penelitian mengenai batuan berumur Mesozoikum di Pulau Sawu sudah pernah dilakukan oleh beberapa penulis namun terdapat perbedaan yang signifikan antar penulis dalam mendiskripsikan karakter batuan sedimen beserta umurnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menentukan karakter sedimentasi batuan Mesozoikum Pulau Sawu. Metodologi dalam penelitian mencakup pemetaan batuan Mesozoikum di Pulau Sawu, analisis fasies dan analisis asosiasi fasies yang didukung dengan analisis provenan bagi batuan silisiklastik, analisis fasies mikro bagi batuan karbonat, analisis paleontologi radiolaria dan nanofosil gampingan untuk menentukan umur relatif, analisis SEM dan analisis XRD untuk menentukan karakteristik mineral lempung, serta analisis XRF untuk mengetahui geokimia anorganik batuan. Pada Pulau Sawu terdapat sepuluh litostratigrafi antara lain; (1) Formasi Babulu, (2) Ekuivalen Formasi Plover, (3) Formasi Wailuli, (4) Formasi Oebaat, (5) Formasi Nakfunu, (6) Formasi Ofu, (7) Formasi Bobonaro, (8) Batugamping Terumbu, (9) Endapan Aluvium dan (10) Diabas. Formasi Babulu terdiri dari batupasir konglomeratik, batupasir, batulanau, napal, dan baugamping fragmental. Memiliki karakter khas kaya mika dan karbon, provenan berasal dari transitional continental yang terendapkan dengan mekanisme turbidit pada sistem kipas bawah laut pada bagian midfan yang berubah secara berangsur menjadi delta. Formasi ini berumur Trias ditandai oleh Halobia sp. Ekuivalen Formasi Plover terdiri dari batupasir kuarsa, batulanau, konglomerat, dan batubara berumur Jura Awal. Konglomerat terendapkan pada braided fluvial. batubara terendapkan pada marsh, perselingan batulanau dan batupasir dengan struktur sedimen flaser dan wavy mengindikasikan lingkungan tidal flat, sedangkan perlapisan batupasir kuarsa dengan iknofosil Skolitos terendapkan pada shoreface. Asosiasi fasies formasi ini mencirikan kondisi trangresi di lingkungan estuarine. Formasi Wailuli terdiri dari serpih radiolaria dan batulempung. Bagian bawah terdiri dari perlapisan serpih kaya radiolaria (radiolarites) Tethyan berumur Jura Tengah yang terendapkan pada lingkungan offshore pada kondisi upwelling. Batulempung memiliki komposisi mineral lempung dominan smektit jenis nontronit yang merupakan altrasi produk vulkanisme pemekaran kontinen Gondwana. Formasi Wailuli menunjukkan pola pendalaman batimetri. Formasi Oebaat terdiri dari perlapisan batupasir dengan sisipan serpih dan nodul rijang berumur Jura Akhir, Formasi Oebaat terendapkan pada kipas bawah laut. Formasi Nakfunu terdiri dari fasies tufa dan fasies serpih. Tufa berwarna merah dan mineral mangan pada batas perlapisan serta permukaan batuan. Tufa berasal dari aktivitas vulkanik eksplosif. Lapisan tufa menipis keatas berganti dominasi serpih silikaan berwarna merah yang berasosiasi dengan final break up Gondwana. Formasi Nakfunu terendapkan pada lingkungan basin plain.