ABSTRAK Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 1 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 2 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 4 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 5 Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Angga Jati Widiatama
PUBLIC Irwan Sofiyan
Pulau Sawu terletak di sebelah barat daya Busur Banda non vulkanik menyingkap
batuan berumur Mesozoikum. Penelitian mengenai batuan berumur Mesozoikum
di Pulau Sawu sudah pernah dilakukan oleh beberapa penulis namun terdapat
perbedaan yang signifikan antar penulis dalam mendiskripsikan karakter batuan
sedimen beserta umurnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah
menentukan karakter sedimentasi batuan Mesozoikum Pulau Sawu.
Metodologi dalam penelitian mencakup pemetaan batuan Mesozoikum di Pulau
Sawu, analisis fasies dan analisis asosiasi fasies yang didukung dengan analisis
provenan bagi batuan silisiklastik, analisis fasies mikro bagi batuan karbonat,
analisis paleontologi radiolaria dan nanofosil gampingan untuk menentukan umur
relatif, analisis SEM dan analisis XRD untuk menentukan karakteristik mineral
lempung, serta analisis XRF untuk mengetahui geokimia anorganik batuan.
Pada Pulau Sawu terdapat sepuluh litostratigrafi antara lain; (1) Formasi Babulu,
(2) Ekuivalen Formasi Plover, (3) Formasi Wailuli, (4) Formasi Oebaat, (5)
Formasi Nakfunu, (6) Formasi Ofu, (7) Formasi Bobonaro, (8) Batugamping
Terumbu, (9) Endapan Aluvium dan (10) Diabas.
Formasi Babulu terdiri dari batupasir konglomeratik, batupasir, batulanau, napal,
dan baugamping fragmental. Memiliki karakter khas kaya mika dan karbon,
provenan berasal dari transitional continental yang terendapkan dengan
mekanisme turbidit pada sistem kipas bawah laut pada bagian midfan yang
berubah secara berangsur menjadi delta. Formasi ini berumur Trias ditandai oleh
Halobia sp.
Ekuivalen Formasi Plover terdiri dari batupasir kuarsa, batulanau, konglomerat,
dan batubara berumur Jura Awal. Konglomerat terendapkan pada braided fluvial.
batubara terendapkan pada marsh, perselingan batulanau dan batupasir dengan
struktur sedimen flaser dan wavy mengindikasikan lingkungan tidal flat,
sedangkan perlapisan batupasir kuarsa dengan iknofosil Skolitos terendapkan pada
shoreface. Asosiasi fasies formasi ini mencirikan kondisi trangresi di lingkungan
estuarine.
Formasi Wailuli terdiri dari serpih radiolaria dan batulempung. Bagian bawah
terdiri dari perlapisan serpih kaya radiolaria (radiolarites) Tethyan berumur Jura
Tengah yang terendapkan pada lingkungan offshore pada kondisi upwelling.
Batulempung memiliki komposisi mineral lempung dominan smektit jenis
nontronit yang merupakan altrasi produk vulkanisme pemekaran kontinen
Gondwana. Formasi Wailuli menunjukkan pola pendalaman batimetri.
Formasi Oebaat terdiri dari perlapisan batupasir dengan sisipan serpih dan nodul
rijang berumur Jura Akhir, Formasi Oebaat terendapkan pada kipas bawah laut.
Formasi Nakfunu terdiri dari fasies tufa dan fasies serpih. Tufa berwarna merah
dan mineral mangan pada batas perlapisan serta permukaan batuan. Tufa berasal
dari aktivitas vulkanik eksplosif. Lapisan tufa menipis keatas berganti dominasi
serpih silikaan berwarna merah yang berasosiasi dengan final break up
Gondwana. Formasi Nakfunu terendapkan pada lingkungan basin plain.