digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhamad Solihin
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan


Perolehan minyak pada produksi suatu lapangan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proyek migas tidak terkecuali untuk reservoir minyak berat. Dari beberapa teknik oil recovery, steamflood dengan proses pendesakan termalnya dapat meningkatkan perolehan minyak pada reservoir minyak berat secara signifikan dengan menurunkan viskositas minyak dimana penurunannya lebih tinggi daripada metode pendesakan oleh air atau gas panas. Sensitivitas beberapa parameter produksi dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap performa steamflood. Studi ini dilakukan untuk menguji performa steamflood melalui pendekatan simulasi termal numerik. Pertama, pengaruh pattern flooding terhadap performa steamflood pada model generik 4 lapis diinvestigasi. Kemudian, dua model dengan ketebalan berbeda dibuat untuk menguji pengaruh kedalaman injeksi dan konfigurasi injeksi single well, twin well terhadap performa steamflood. Dalam mengkuantifikasi performa steamflood, total kumulatif produksi minyak serta recovery factor-nya dijadikan fokus utama. Hasil dari sensitivitas pattern flooding dan sensitivitas kedalaman injeksi menunjukkan bahwa semakin banyaknya jumlah sumur produksi disekeliling sumur injeksi serta semakin dalam perforasi sumur injeksi maka semakin besar pula total kumulatif produksi minyak yang dihasilkan, recovery factor yang dihasilkan untuk sensitivitas kedalaman injeksi berkisar antara 63-71%. Sedangkan hasil dari pengujian injeksi dengan single well dan twin well menunjukkan bahwa twin well menghasilkan total kumulatif produksi lebih besar hal ini berlaku bahkan untuk reservoir yang sangat tebal, dihasilkan recovery factor 75-78% untuk reservoir dengan ketebalan 100 ft dan 76-80% untuk reservoir dengan ketebalan 450 ft. Kesimpulan dari studi ini yaitu kumulatif produksi minyak dan recovery factor yang paling besar dari tiga sensitivitas yang telah dilakukan diperoleh yang pertama dengan inverted 9-spot pattern, kedua dengan menempatkan perforasi sumur injeksi di dasar reservoir, dan ketiga dengan menggunakan injeksi twin well.