Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang dapat dimanfaatkan
dalam berbagai hal salah satunya untuk sektor pariwisata, baik di perairan maupun
daratan. Objek wisata berbasis alam sangat diminati oleh wisatawan, akan tetapi
lokasi dari objek wisata ter sebut cenderung berada di daerah yang terisolasi dan
sulit dijangkau oleh wisatawan salah satunya objek wisata pegunungan TWA.
Gunung Tangkuban Perahu, maka dari itu diperlukan adanya infrastuktur dan
sarana prasarana untuk memfasilitasi wisatawan dalam me ncapai objek wisata.
Namun, dalam pembangunannya, pengelola objek wisata cenderung tidak
mengindahkan kelestarian lingkungan dan lebih memperhitungkan pendapatan
ekonomi saja, sehingga di khawatirkan akan terjadi degdradasi lingkungan,
padahal inti dari daya tarik pariwisata alam adalah kelestarian lingkungan alam itu
sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak negatif lingkungan fisik
yang terjadi pada guna lahan, komponen lingkungan fisik dan kimia, komponen
biologi (flora dan fauna) dengan menggunakan pendekatan Environtmental
Impact Assessment (EIA). Berdasarkan hasil studi, dapat diambil kesimpulan
bahwa pengembangan infrastuktur dan sarana prasarana TWA. Gunung
Tangkuban Perahu telah menimbulkan dampak fisik negatif meskipun tidak pada
semua aspek fisik yang diukur. Dampak negatif terjadi pada aspek alih fungsi
lahan, aspek visual dan flora fauna dan pengembangan infrastuktur serta sarana
parsarana TWA. Gunung Tangkuban Perahu tidak menimbulkan dampak negatif
pada aspek kimia seperti karakteristik air, udara ambient dan tanah. Sehingga
disarankan dalam semua kegiatan pembangunan baik infrastuktur ataupun sarana
prasarana, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pengukuran dampak atau kajian
resiko terhadap lingkungan, menggunakan konsep green dan memperhatikan
perubahan rona lingkungan, dan diharapka semua stakeholders ikut berperan serta
dalam segala bentuk pelestrarian lingkungan fisik di kawasan TWA Gunung
Tangkuban Perahu, sehingga funsi utama hutan konservasi tetap terjaga