digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


CHAPTER 1.pdf ]
PUBLIC Irwan Sofiyan

CHAPTER 2.pdf iu
PUBLIC Irwan Sofiyan

CHAPTER 3.pdf ]
PUBLIC Irwan Sofiyan

CHAPTER 4.pdf ]
PUBLIC Irwan Sofiyan

CHAPTER 5.pdf iu
PUBLIC Irwan Sofiyan

Penelitian ini meneliti mengenai salah satu dimensi budaya Hofstede yang disebut dengan Jarak Kekuasaan di dalam konteks organisasi. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Bisnis dan Management ITB (SBM ITB), dimana SBM ITB memiliki nilai jarak kekuasaan rendah yang disebut dengan nilai kolegialitas. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar jarak kekuasaan yang dirasakan dan yang diharapkan pemangku kepentingan SBM ITB yang diwakili oleh dosen dan tenaga pendidik. Lebih lanjut, tahap evaluasi pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk penyebaran kuisioner kepada 85 responden yang terdiri dari dosen dan tenaga pendidik melalui undangan partisipasi individu. Proses evaluasi dilakukan dengan memberikan beberapa pernyataan terkait pengukuran Jarak Kekuasaan yang telah diadopsi dari Cultural Value Scale yang terdiri dari Pengambilan Keputusan, Komunikasi dan Deskripsi Pekerjaan. Dalam analisis data, pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Berdasarkan analisis statistik deskriptif disimpulkan bahwa nilai rata-rata tingkatan jarak kekuasaan yang dirasakan baik dosen maupun tendik di SBM ITB adalah 2.75. Berdasarkan tabel rentang skala yang telah ditentukan, nilai jarak kekuasaan SBM ITB tergolong nilai sedang. Sementara untuk tingkatan jarak kekuasaan yang diharapkan oleh dosen dan tendik terhadap SBM ITB memiliki nilai rata-rata sebesar 2.27. Berdasarkan tabel rentang skala yang telah ditentukan, nilai jarak kekuasaan yang diharapkan tergolong nilai rendah. Hal ini memiliki makna bahwa dosen dan tenaga pendidik mengharapkan jarak kekuasaan yang lebih rendah dibandingkan dengan jarak kekuasaan pada kenyataannya. Lebih lanjut jika di bandingkan dengan skala nasional, nilai SBM ITB di bawah nilai jarak kekuasaan Indonesia, dimana SBM ITB adalah 55 dan Indonesia memiliki nilai 75. Hal ini membuktikan bahwa, Indonesia yang merupakan negara dengan jarak kekuasaan budaya tinggi tidak menjadi penghambat bagi SBM ITB untuk mengadopsi nilai jarak kekuasaan rendah. Lebih lanjut, hasil analisis kualitatif, akan diberikan rekomendasi kepada SBM ITB sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran untuk semakin meningkatkan budaya jarak kekuasaan rendah di lingkup SBM ITB.