digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tantangan bagi penyediaan produk berkualitas oleh industri farmasi dewasa ini semakin meningkat. Disamping persaingan antar industri farmasi dan persyaratan dari badan regulasi semakin ketat, tuntutan pelanggan atas kualitas produksi obat semakin tinggi dan resiko yang ditimbulkan apabila terjadi penyimpangan kualitas dapat berakibat timbulnya kerugian yang besar bagi perusahaan. Penerapan sistem manajemen mutu yang baik semata dirasa tidak lagi mencukupi. Industri farmasi dituntut untuk mau berubah dan menjadikan budaya kualitas menjadi bagian dari budaya perusahaan yang dianut dan diterapkan oleh semua tingkatan karyawannya. Penerapan budaya kualitas di suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah dan memerlukan waktu yang panjang. Terdapat beberapa faktor penentu yang berpengaruh terhadap terbentuknya budaya kualitas yang baik di perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektifitas penerapan program perubahan budaya kualitas menurut perspektif karyawan di industri farmasi X, dengan melakukan survei kuesioner kepada 100 orang responden terhadap empat faktor penentu budaya kualitas yang efektif, yaitu kepemimpinan (X1), pesan yang kredibel (X2), keterlibatan rekan kerja (X3) dan rasa memiliki karyawan terhadap budaya kualitas (X4) dan hubungannya terhadap budaya kualitas yang efektif (Y). Dari penelitian ini diperoleh hasil: secara simultan keempat faktor tersebut memiliki korelasi positip terhadap budaya kualitas yang efektif dari perpektif karyawan di industri farmasi X.