digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu masalah yang muncul dari proses sterilisasi uap panas adalah kemasan produk menjadi basah setelah proses sterilisasi berlangsung. Untuk kemasan yang berupa paper pouch, kondisi basah ini akan menimbulkan noda pada kemasan paper pouch dan menjadi kriteria tidak baik dalam parameter pelulusan produk. Hal ini menyebabkan rendemen proses produksi menurun. Investigasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kondisi kemasan paper pouch dilakukan dengan pendekatan analisa risiko menggunakan diagram Ishikawa dan FMEA. Setelah semua parameter faktor risiko dikontrol, masih ada faktor yang memiliki nilai RPN tinggi yaitu posisi dan jumlah pouch dalam sterilisator. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengoptimasi posisi dan jumlah pouch sterilisator terhadap kondisi kemasan produk. Proses sterilisasi dilakukan dengan sterilisator uap pada suhu 121,1C dengan variasi posisi pouch secara vertikal dan horizontal. Jumlah pouch disusun sesuai dengan 25, 50, dan 100% dari kapasitas sterilisator. Evaluasi dilakukan setelah proses sterilisasi dengan cara memeriksa secara visual kondisi kemasan pouch sesuai dengan kriteria penerimaan yang sudah ditetapkan. Jumlah pouch dalam kondisi baik dihitung menjadi persentase rendemen proses dan dievaluasi secara statistik. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil bahwa posisi pouch berpengaruh secara signifikan dalam rendemen proses sterilisasi uap, yaitu posisi horizontal memberikan hasil rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi vertikal. Persentase kapasitas sterilisator tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rendemen proses sterilisasi uap. Kapasitas sterilisator yang mendapatkan rendemen proses sterilisasi tertinggi dari penelitian ini adalah dengan posisi pouch secara horizontal dengan kapasitas sterilisator sebesar 75%.