digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bahan acuan adalah suatu bahan yang telah dianalisis dan terbukti homogen serta stabil pada kurun waktu tertentu, serta mempunyai matriks yang menyerupai komponen sampel sesungguhnya. Manfaat bahan acuan di dalam laboratorium pengujian yang menggunakan metode instrumen, antara lain untuk memastikan akurasi hasil analisis, validasi metode analisis, kalibrasi dan pemeriksaan unjuk kerja peralatan pengukuran, sarana dalam pengembangan metode analisis dan perbaikan metode yang sudah ada, pembuatan bahan acuan sekunder, sarana uji unjuk kerja analis atau teknisi dan untuk pengendalian mutu hasil pengujian, atau untuk membuat grafik kontrol kualitas (quality control chart). Hingga saat ini, bahan acuan yang bersertifikat masih diimpor dengan harga mahal dan jenisnya juga terbatas. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kandidat bahan acuan arsen total dari matriks ikan tuna yang mengacu pada ISO 34 dan IAEA, yaitu dimulai dari pemilihan matriks, preparasi sampel, karakterisasi, evaluasi, uji homogenitas dan uji stabilitas. Jenis ikan tuna yang digunakan pada penelitian ini adalah spesies yellowfin (T. albacares) yang ditangkap di Muara Baru, Jakarta. Setelah ditangkap, sampel ikan tuna dimasukkan ke dalam kotak pendingin dan langsung dikirim ke Bandung. Selanjutnya ikan tuna diambil bagian daging punggung dengan menggunakan pisau keramik dan di masukkan ke dalam kantong plastik, disimpan di dalam lemari pendingin hingga beku. Fillet ikan tuna ditimbang, dipotong kecil-kecil berbentuk dadu, kemudian disimpan di dalam freezer selama 24 jam. Sampel yang sudah beku diproses kering beku (freezedried) selama 24 jam. Kemudian sampel digerus, diayak menggunakan ayakan 250 μm (setara 60 mesh). Bagian yang lolos ditimbang 1-2 g, dimasukkan ke dalam botol sampel berwarna coklat dan kemudian ditutup rapat. Botol sampel ditempatkan di dalam kantong plastik yang bagian luarnya diberi silika gel. Arsenobetaine (AB) adalah spesi arsen organik yang terdapat di dalam sampel ikan tuna. AB sangat sulit untuk dirubah ke dalam bentuk arsenat, sehingga memerlukan teknik preparasi sampel yang khusus. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan empat jenis metode preparasi sampel. Metode preparasi yang pertama adalah destruksi basah dengan penambahan asam nitrat dan peroksida, kemudian dipanaskan menggunakan oven microwave conventional (ADMC). Metode preparasi yang kedua adalah digest kering dengan penambahan bubur campuran MgO dan Mg(NO3)2 tanpa penambahan larutan pereduksi (DK-TP). Metode ketiga dan keempat adalah diges kering dengan penambahan bubur campuran MgO dan Mg(NO3)2, diikuti dengan penambahan campuran larutan pereduksi dengan perbandingan volume yang berbeda (DK-P1 dan DK-P2). Proses pemanasan sampel pada metode diges kering dilakukan secara bertahap, yaitu selama 16 jam pada suhu 80 oC di dalam oven, 1 jam pada suhu 200 oC, 1 jam pada suhu 300 oC dan 8 jam pada suhu 500 oC di dalam tanur. Setelah proses pemanasan, endapan dilarutkan di dalam asam klorida dan ditambahkan larutan pereduksi, yaitu larutan campuran HCl 2M, KI 15%, asam askorbat 15% dengan perbandingan volume 5:1:1 dan 5:1:2. Larutan kemudian dipanaskan pada suhu 40-50 oC, selama 10 menit. Untuk menentukan metode preparasi yang dapat memberikan rekoveri tertinggi dan mendekati 100%, dibuat kurva hubungan antara perbandingan konsentrasi metode percobaan secara HG-QFAAS dan metode standar secara ICPMS, terhadap pengulangan analisis. Nilai rekoveri ratarata pada preparasi ADMC, DK-TP, DK-TP1 dan DK-TP2 berturut-turut adalah 2,4%, 47%, 85% dan 92%. Dari kurva didapat metode DK-P2 memberikan hasil yang paling mendekati 100%, sehingga metode preparasi DK-P2 dipilih sebagai metode preparasi untuk karakterisasi kandidat bahan acuan. Validasi metode HGQFAAS dilakukan dengan mengukur parameter linearitas, LoD, LoQ, akurasi dan presisi. Konsentrasi rata-rata arsen total di dalam kandidat bahan acuan adalah 3,28 ± 0,14 μg g-1. Persamaan garis regresi pada kurva linearitas standar AsO3 3- pada rentang konsentrasi 0 – 7 ng g-1 adalah y = 0,0048x + 0,0002, dan koefisien korelasi sebesar 0,998. Nilai LoD dan LoQ berturut-turut adalah sebesar 0,0564 ng g-1 dan 0,188 ng g-1. Bias pengukuran terhadap CRM DORM-2 adalah sebesar 0,51 μg g-1 dengan nilai perolehan kembali sebesar 86,52%. Presisi metode ditunjukan dengan nilai %RSD sebesar 6,43% dan HorRat 0,48. Untuk uji homogenitas, 14 botol sampel kandidat bahan acuan dipilih secara acak, kemudian ditentukan konsentrasinya dengan metode ICP-MS. Menurut perhitungan statistik ANOVA, kandidat bahan acuan dinyatakan homogen, karena mempunyai nilai Fhitung sebesar 3,71 lebih kecil dari nilai Fkritikal sebesar 4,75. Menurut kriteria uji homogenitas, kandidat bahan acuan juga dinyatakan homogen pada kriteria uji kedua. Pada menentukan stabilitas kandidat bahan acuan, sampel disimpan pada suhu kamar, dan stabilitasnya dipantau selama 12 bulan dengan interval pengukuran setiap 2 bulan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua metode pengukuran yang berbeda, yaitu HG-QFAAS dan ICP-MS. Perubahan konsentrasi arsen di dalam sampel kandidat bahan acuan terhadap perubahan waktu penyimpanan memberikan persamaan garis regresi y = 0,002x + 3,473. Dari perhitungan didapat penyimpangan konsentrasi arsen total setelah penyimpanan selama 12 bulan adalah 0,93%. Nilai ini masih di dalam nilai toleransi dengan nilai keberterimaan perbedaan hasil analisis secara umum adalah 2%. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa kandidat bahan acuan yang dibuat stabil pada penyimpanan 12 bulan di dalam suhu kamar. Perbandingan metode preparasi sampel untuk pengukuran ICP-MS dilakukan, yaitu metode ekstraksi dan destruksi. Metode destruksi dibandingkan dengan metode ekstraksi pada rentang berbagai konsentrasi, didapat persamaan garis kurva sebesar y = 1,040x, dengan koefisien korelasi sebesar 0,9986. Untuk menentukan metode preparasi yang terbaik, dibuat kurva antara hasil pengukuran dengan metode ekstraksi dan destruksi terhadap nilai acuan. Dari kurva didapat persamaan garis regresi metode ekstraksi dan destruksi berturut-turut adalah y = 0,957x dan y = 0,996x, dengan koefisien korelasi berturut-turut adalah 0,9986 dan 0,9999. Metode destruksi merupakan metode yang paling baik digunakan pada pengujian arsen total dari sampel ikan tuna secara ICP-MS. Pengukuran spesi arsen dilakukan dengan menggunakan HPLC kolom penukar kation Chrompack– Ionosphere 5C dengan fasa gerak piridin pH 2,3, laju alir 1,0 L/menit dan detektor ICP-MS. Puncak AB pada kandidat bahan acuan dan CRM DORM-2 terlihat pada waktu retensi 160 detik. Menurut ILAC G:12, kandidat bahan acuan yang dibuat pada penelitian ini dikategorikan sebagai bahan acuan tipe A (chemical composition), sub bagian 4 (environmental reference materials), sub sub bagian 5 (marine: fish trace elements), sehingga kandidat bahan acuan yang dibuat dapat dikategorikan sebagai bahan acuan tipe A4.5. Kandidat bahan acuan yang dibuat dapat digunakan untuk pengujian arsen total dengan menggunakan metode HGQFAAS, dan ICP-MS. Pembuatan bahan acuan dengan matriks komoditi yang banyak dikonsumsi atau komoditi ekspor mempunyai prospek yang sangat baik dimasa yang akan datang.