digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

HERRY PURNAMA
PUBLIC Alice Diniarti

Peranan plastik Makin lama Makin meningkat. Hal ini disebabkan oleh sifat plastik yang ringan, praktis, ekonomis, dan mampu menggantikan fungsi dari barang-barang lain. Di sisi lain, peningkatan penggunaan barang-barang plastik menyebabkan masalah lingkungan yang serius. Polihidroksialkanoat (PHA) dan kopolimernya merupakan salah satu polimer alam yang memiliki potensi besar untuk menggantikan plastik hidrokarbon. Selain memiliki sifat yang hampir sama dengan plastik hidrokarbon, PHA dapat didegradasi oleh mikroorganisma sehingga dapat menjadi alternatif dalam penanggulangan limbah plastik. Namun, usaha untuk memproduksi PHA dihadapkan pada masalah biaya produksi yang mahal terutama biaya substrat. Salah satu cara untuk mengurangi biaya substrat adalah dengan menggabungkan sistem pengolah limbah dengan produksi PHA. Penelitian ini bertujuan mempelajari proses pembentukan PHA pada sistem pengolah limbah lumpur aktif dengan sequencing batch reactor (SBR). , SBR dioperasikan untuk mengolah limbah sintetis tapioka dengan waktu siklus 12 jam yang terdiri dari tahap reaksi 9 jam, sedimentasi 2 jam, dan dekantasi 1 jam. Waktu pengisian selam 6 jam berlangsung selama tahap reaksi. Waktu tinggal sel dipertahankan 20 hari. Variabel yang akan diteliti adalah pengaruh tahap reaksi, yaitu rasio aerob/anaerob [(3:6), (4:5), (5:4), (6:3), (7:2), dan (8:1) jam/jam] terhadap produksi PHA. Pengamatan pada kondisi transien meliputi MLSS, COD, TKN, dan kandungan PHA. Di samping itu, pada kondisi stabil juga dilakukan analisis terhadap pH, TVA, dan BOD selama siklus SBR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem SBR dengan rasio aerob/anaerob = (5:4), (6:3), (7:2), dan (8:1) jam/jam bekerja baik dengan efisiensi penyisihan COD berturut-turut sebesar 81,5%, 83,8%, 88,3%, dan 93,3%. Makin lama perioda aerob, kualitas efluen Makin baik tetapi kandungan PHA Makin kecil. Kandungan PHA tertinggi sebesar 0,25 g/g-sel diperoleh pada rasio aerob-anaerob = (3:6) jam/jam. Dari percobaan juga diketahui bahwa titik leleh PHA Makin rendah seiring peningkatan perioda anaerob. Hal ini menunjukkan kandungan hidroksivalerat yang Makin besar.