digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-BAB 6.pdf
File tidak tersedia

1994 TS PP DICKY SAROMI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Berkaitan dengan karakteristik kota, maka setiap kota dengan ciri dan tipenya akan membawa pengaruh terhadap masyarakat dan lingkungannya. Kota Bogor yang kita ketahui herfungsi sebagai kota Pariwisata, Pendidikan, Pemerintahan, Pemukiman, dan Perdagangan, dari waktu-waktu telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan yang cukup pesat ini sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan alamiah penduduk maupun migrasi rural-urban dengan segala sektor kegiatan ekonominya. Selain itu juga dikarenakan letak geografisnya sebagai pintu gerbang utama Jawa Barat dengan DKI Jakarta, yang tentunya banyak memberikan dampak pada perkembangan kota itu sendiri. Berdasarkan keadaan tersebut masalah kebersihan telah semakin kompleks dan menuntut pelayanan yang jauh lebih besar dari waktu ke waktu. Tuntutan ini selain ditujukan langsung pada aparat Pemerintah Daerah, yakni Dinas Kebersihan kota juga terhadap masyarakat sendiri yang diwujudkan pada partisipasi memelihara kebersihan dan keindahan kotanya. Partisipasi masyarakat dan aparat Dinas Kebersihan di dalam pengelolaan tersebut terwujud pada sejauh mama aspek kelembagaan telah berperan penting. Dengan demikian organisasi pengelolaan persampahan perlu diarahkan agar mampu menjawab tuntutan pelayanan seperti yang diinginkan. Saat ini bagi Dinas Kebersihan yang telah memiliki balk perangkat lunak maupun perangkat keras di dalam pengelolaan kebersihan, ternyata di beberapa kegiatan belum memiliki wewenang penuh dan koordinasi yang balk dengan pihak-pihak yang terlibat di bidang kebersihan. Keadaan ini tercermin dari masalah-masalah yang timbul dan memerlukan penanganan segera, salah satunya adalah masih adanya timbunan sampah yang tidak sepenuhnya terlayani. Dari data yang ada menunjukkan bahwa meskipun tingkat pelayanan dan daerah pelayanan hampir sebagian besar dijangkau oleh Dinas Kebersihan namun secara umum belum menunjukkan keberhasilannya. Keterlambatan di dalam mengantisipasi permasalahan di setiap kegiatan kebersihan ini sebagai akibat belum begitu berfungsinya manajemen kelembagaan Dinas Kebersihan. Selain itu juga disebabkan oleh keberadaan unit-unit organisasi yang terlihat belum begitu menunjang untuk mampu memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.